SOLOPOS.COM - Gunung Slamet Banyumas

Solopos.com, SOLO — Ulasan tentang mitos di Gunung Slamet dan kasus perampokan di gudang rokok Kota Solo menjadi berita terpopuler di Solopos.com, Selasa (23/11/2021).

Jalur Bambangan merupakan salah satu jalur utama pendakian Gunung Slamet karena terdekat sampai ke puncak dibandingkan jalur lain. Pendakian melalui jalur Bambangan ini kurang lebih 7-8 jam hingga ke puncak.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Jalur ini terletak di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa tengah (Jateng). Dusun di lereng Gunung Slamet ini dihuni masyarakat yang masih memegang tradisi turun temurun.

Baca Juga : Solo Hari Ini: 23 November 2015, Dihantam Truk, SPBU Banyuagung Kobong

Dilansir dari karya ilmiah bertajuk Mitos di Gunung Slamet di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karang Reja, Kabupaten Purbalingga di situs eprints.uny.ac.id, Senin (22/11/2021). Tradisi masyarakat Dusun Bambangan yang dikenal dengan upacara ruwat bumi ini dilakukan setiap memasuki bulan Sura. Upacara digelar untuk menghormati dan menghibur Sang Bahureksa, penguasa Gunung Slamet serta mahkluk halus di dusun tersebut.

Tradisi Upacara Ruwat Bumi

Umumnya, ritual upacara ruwat bumi ini berfungsi menjaga keseimbangan alam. Selain itu, tradisi ritual upacara ruwat bumi ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan masyarakat Dusun Bambangan di lereng Gunung Slamet dalam memperoleh keselamatan, kententraman, berkah/rezeki, dan kebaikan.

Hasil bumi yang diberikan sebagai media persembahan dalam ritual upacara ruwat bumi ini berupa makanan tradisional Jawa. Selain itu juga ada hidangan untuk pemain lengger, berupa makanan khas Jawa ditambah aneka minuman, seperti wedang putih, wedang teh, wedang kopi, wedang arang-arang kambang, dan wedang jembawuk.

Baca Juga : Doa Melihat dan Mengusir Setan dari Rumah, Ada Latin Plus Artinya

Dusun yang dihuni 400 jiwa terbagi dalam 230 kepala keluarga (KK) ini percaya ritual yang menjadi tradisi turun-temurun akan berdampak baik bagi kelangsungan dusun, salah satunya dihindarkan dari bencana erupsi. Masyarakat setempat juga percaya Gunung Slamet tidak akan meletus hingga parah.

Kalaupun ada aktivitas vulkanik, aktivitas tersebut dianggap hanya batu saja atau oleh masyarakat setempat dikenal dengan istilah ngempos. Menurut mitos, jika Gunung Slamet sampai meletus parah, akan membelah pulau Jawa menjadi dua bagian.

Mitos itu berkembang seiring banyak pendaki yang mengunjungi dusun karena jalur Bambangan menjadi jalur favorit di kalangan pendaki. Sementara itu, Kepala Bidang Geologi Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Banyumas, Ir Junaedi, pada 2012 menyatakan Gunung Slamet tidak berbahaya.

Baca Juga : Prediksi Persis Solo vs HWFC: Misi Berbeda Kedua Kubu

Hal itu dibuktikan melalui catatan aktivitas vulkanologi Gunung Slamet yang pernah meletus pada 1700-an hingga terakhir erupsi pada 2009. Selain itu, karakter letusan Gunung Slamet stromboli, artinya setiap material yang dikeluarkan Gunung Slamet akan kembali jatuh di sekitar kawah atau badan gunung bertambah besar.

Tanah Subur dan Penghasil Sayur Mayur Terbesar di Jateng

Terkait sejarah dusun, belum ada sejarah pasti yang ditemukan. Namun, berdasarkan pengumpulan data dari masyarakat setempat, asal penamaan Bambangan pada dusun itu sudah ada dari zaman dahulu. Terdiri dari kata abang dalam Bahasa Jawa berarti warna merah mengacu kondisi tanah subur di dusun tersebut.

Salah satu warga setempat mengatakan “jaman kuno wis dinamani bambangan, sekang lemah abang ditanduri dadi pangan, dadi dinamai Bambangan”. Maknanya tanah merah merujuk pada kondisi tanah yang subur dan jika ditanam benih akan menghasilkan bahan makanan.

Baca Juga : Belum Berubah, Cek Harga Emas Pegadaian, Selasa 23 November 2021

Dusun tersebut berada di lereng gunung yang dikenal dengan tanah merah nan subur. Oleh karena itu dusun tersebut dinamakan Dusun Bambangan.

Secara etimologi penamaan dusun yang berarti tanah merah memperlihatkan kondisi tanah setempat subur, khas lereng Gunung Slamet. Sehingga di balik mitologi yang berkembang, Dusun Bambangan merupakan penghasil sayur mayur terbesar di Jateng, khususnya tomat, cabai, kubis, bawang, seledri, dan kentang.

Selain ulasan tentang mitos Gunung Slamet, ulasan lain tentang arti nama Sragen, tangis istri korban perampokan di Solo, uang hasil rampokan gudang rokok di Solo untuk beli emas dan bayar utang, perampok gudang rokok di Solo ditangkap, Asmirandah liburan di Candi Cetho Karanganyar, 5 Geopark Indonesia diakui UNESCO, perampok di Solo mantan satpam gudang rokok, motif perampok habisi nyawa satpam gudang rokok di Solo hingga 2 desa wisata baru di Sragen menjadi berita terpopuler di Solopos.

Baca Juga : Austria Lockdown Dampak Covid-19, Aksi Protes Meluas di Eropa

Berikut 10 berita terpopuler di Solopos.com 24 jam terakhir hingga Selasa (23/11/2021):

Mitos Gunung Slamet Meletus Bikin Pulau Jawa Terbelah, Benarkah?

Oalah, Ini Ternyata Arti Nama dari Sragen

Tangis Istri Korban Perampokan di Solo Pecah Saat Dapat Penghargaan

Uang Hasil Rampokan Gudang Rokok di Solo Dibelikan Emas dan Bayar Utang



Perampok yang Habisi Nyawa Satpam Gudang Rokok di Solo Ditangkap

Serunya Asmirandah Liburan di Candi Cetho Karanganyar, Ini Foto-fotonya

5 Geopark Indonesia Diakui UNESCO, 1 di Wonogiri Gaes

Terungkap, Perampok di Solo Ternyata Mantan Satpam Gudang Rokok Sendiri

Ini Motif Perampok Hingga Habisi Nyawa Satpam Gudang Rokok di Solo

Ini Dia 2 Desa Wisata Baru di Sragen, Baru Diluncurkan Kemarin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya