SOLOPOS.COM - Pesawat T 50 Golden Eagle. (Istimewa/Instagram @eagles.idn)

Solopos.com, SOLO — Ulasan tentang pengusutan kasus polisi tembak polisi dan pesawat latih TNI AU jatuh di Blora menjadi berita terpopuler di Solopos.com, Selasa (19/7/2022).

Praktisi hukum asal Kota Solo, Muhammad Taufiq, mengingatkan Kapolri Jenderal Polisi, Listyo Sigit Prabowo, untuk tidak mengorbankan institusi Polri demi melindungi pelaku pembunuhan terhadap Brigadir J.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Ia mendukung Kapolri menonaktifkan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo, agar pengusutan kasus tersebut lebih mudah. Namun, kata dia, pencopotan Ferdy Sambo harus diikuti transparansi pengusutan kasus tersebut. Anggota Polri yang bersalah harus dihukum sesuai tingkat kesalahan.

“Lebih baik korbannya lima atau lebih yang bersalah itu daripada mengorbankan institusi Polri. Memang ada petinggi Polri yang main-main politik tapi itu tidak tepat. Mereka yang bersalah harus dihukum,” ujar Muhammad Taufiq dalam videonya yang dikirim ke Solopos.com, Selasa (19/7/2022).

Taufiq menyoroti dua kejanggalan yang terlihat dalam kasus terbunuhnya Brigadir Nopriansyah Yosua (Brigadir J). Pertama, pelukan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, dan Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo, pada 13 Juli 2022.

Baca Juga : Jadwal Bioskop XXI Hari Ini (19/7/2022): Apa Saja Film yang Tayang?

Menurutnya, pelukan Kapolda Metro Jaya kepada Ferdy Sambo menimbulkan pertanyaan besar. “Saya sayangkan pelukan seperti itu? Apa maksudnya? Harusnya pelukan untuk ayah Brigadir J yang kehilangan anaknya,” ujar doktor ilmu hukum itu.

Kejanggalan kedua senjata Glock 17 yang disebut polisi dipakai Bharada E menembak mendiang Brigadir J. Menurut Taufiq, Glock 17 adalah senjata modern berharga mahal yang hanya dipakai perwira, baik Polri maupun TNI.

“Saya ingatkan ada Peraturan Kapolri soal penggunaan senpi. Tidak mungkin seorang bharada punya Glock 17. Glock buatan Austria itu yang memakai tingkatnya perwira. Lima tahun lalu saja yang memakai kapten/AKP, kalau sekarang mungkin kompol atau mayor. Harganya di atas Rp100 juta, jadi tidak mungkin dipakai bharada. Siapapun bharadanya,” katanya.

Selain ulasan tentang kasus polisi tembak polisi, ulasan lain tentang pesawat latih TNI AU jatuh di Blora, kasus Bong Mojo Solo, Indonesia kandidat tuan rumah Piala Asia 2023, pemuda terancam 15 tahun penjara, hingga penataan koridor Ngarsopuro Solo menjadi berita terpopuler di Solopos.com.

Baca Juga : Ada Pemeliharaan, Cek Pemadaman Listrik di Jogja Hari Ini (19/7/2022)

Berikut 10 berita terpopuler di Solopos.com pada Selasa (19/7/2022):

Kasus Brigadir J, Praktisi Hukum: Korbankan 5 Polisi Daripada Institusi

Pesawat Latih TNI AU Jatuh di Blora, Warga: Ada 2 Pesawat, 1 Berasap

Sejak Didatangi Gibran, Warga Hunian Liar Bong Mojo Solo Tiarap

Warga Hunian Liar Bong Mojo Minta Ganti Lahan, Ini Respons Pemkot Solo

Ini Fakta Menarik Indonesia Kandidat Tuan Rumah Piala Asia 2023

Pesawat yang Jatuh di Blora Sempat Lakukan Kontak Pukul 18.24 WIB

Sok Jagoan, Pemuda Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Koridor Ngarsopuro Solo Mulai Dibongkar, Awas Penyempitan Jalan!

Pesawat Jatuh di Blora, Ini Pernyataan Resmi TNI AU

Pendataan Rampung, Ini Langkah Pemkot Solo Tertibkan Hunian Bong Mojo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya