News
Senin, 3 Februari 2014 - 14:13 WIB

Yuk, Bikin Briket dari Limbah Sabut Kelapa

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Abu sabut kelapa siap dicetak menjadi briket. (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia merupakan salah satu penghasil kelapa yang cukup besar. Selain diambil daging dan airnya, batang pohon dan daun kelapa juga berguna dalam masyarakat. Sayangnya limbah sabut kelapa selama ini belum dimaksimalkan dengan baik.

Setelah diambil daging buah dan air kelapanya, biasanya sabut kelapa hanya dibuang begitu saja. Memang, beberapa pihak yang memanfaatkannya baik untuk aneka kerajinan maupun kebutuhan rumah tangga lainnya.

Advertisement

Padahal, sabut kelapa masih bisa dikembangkan untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahan.

Jika jumlah rata-rata produksi buah kelapa per minggu adalah 20 buah, maka tiap kepala keluarga memiliki sekitar 2 kg sabut kelapa. Potensi produksi sabut kelapa yang besar itu belum optimal dimanfaatkan. Pemanfaatan limbah sabut kelapa, misalnya, dapat dilakukan dengan mendaur ulang dan dimanfaatkan untuk produksi bahan bakar alternatif atau briket.

Advertisement

Jika jumlah rata-rata produksi buah kelapa per minggu adalah 20 buah, maka tiap kepala keluarga memiliki sekitar 2 kg sabut kelapa. Potensi produksi sabut kelapa yang besar itu belum optimal dimanfaatkan. Pemanfaatan limbah sabut kelapa, misalnya, dapat dilakukan dengan mendaur ulang dan dimanfaatkan untuk produksi bahan bakar alternatif atau briket.

Ide tersebut dicetuskan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Mereka adalah Dewi Purwanti dari Prodi Kebijakan Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNY, Putri Utha C (Prodi Pendidikan Kimia), Erba Firstananda dan Desi Analisa Nababan keduanya dari Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

“Kami memilih mendaur ulang limbah sabut kelapa ini, dari pada hanya ditumpuk dan tidak dikelola, kan bisa mencemari lingkungan. Bisa-bisa kesehatan masyarakat bisa terganggu dan tidak nyaman dengan tumpukan sabut kelapa,” kata Dewi di UNY, baru-baru ini.

Advertisement

“Kami memilih daerah tersebut karena sebagian besar masyarakat bermatapencaharian sebagai petani. Kami membuat briket dari sabut kelapa. Selain bermanfaat bagi masyarakat juga dapat mengurangi pemakaian gas elpiji untuk memasak,” ujarnya.

Briket merupakan arang yang diproses untuk memiliki daya serap energi yang tinggi, berbentuk larutan atau uap. Briket dapat dibuat dari bahan yang mengandung karbon baik organik maupun anorganik.

Sementara, sabut kelapa dapat dijadikan bahan alternatif pembuatan briket karena mengandung unsur karbon yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi atau bahan bakar.

Advertisement

Cara pembuatan briket limbah sabut kelapa terbilang mudah. Pertama, sabut kelapa yang tersedia dibakar di tempat pembakaran berupa drum. Drum tersebut diberi lubang sebagai tempat keluarnya asap pembakaran. Alat dilengkapi dengan pipa pendingin untuk proses kondensasi asap menjadi asap air.

“Setelah semua bahan terbakar lalu didinginkan selama 1 malam, kemudian ditumbuk agar halus dan diayak,” jelas Desi Analisa.

Langkah kedua, membuat cairan perekat dari larutan tepung kanji yang dipanaskan. Kemudian, baik arang sabut kelapa dan lem kanji dicampurkan dengan perbandingan 600 cc lem perekat dan 1 kilogram arang sabut kelapa.

Advertisement

“Setelah itu tinggal mencetak ke adonan sesuai dengan alat cetak atau dengan pipa paralon dan dijemur selama kurang lebih 1 hari. Briket telah siap digunakan,” tutup Desi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif