News
Kamis, 30 Mei 2013 - 11:53 WIB

Ya Ampun, Dalam 10 Tahun Terakhir Ada 600 Wartawan Terbunuh!

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengusung peti jenazah Yara Abbas, reporter stasiun TV Suriah, Al-Ikhbariya, saat hendak dimakamkan di Desa Nisyaf, pinggiran Kota Hama, Suriah, dalam foto yang diterbitkan kantor berita Suriah, SANA, Selasa (28/5/2013). Yara yang merupakan seorang perempuan pekerja pers terkenal di Suriah tewas ditembak penembak gelap di wilayah dekat perbatasan Suriah-Lebanon awal pekan ini. Kematian Yara menjadi salah satu insiden terburuk di kalangan jurnalis. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Warga mengusung peti jenazah Yara Abbas, reporter stasiun TV Suriah, Al-Ikhbariya, saat hendak dimakamkan di Desa Nisyaf, pinggiran Kota Hama, Suriah, dalam foto yang diterbitkan kantor berita Suriah, SANA, Selasa (28/5/2013). Yara yang merupakan seorang perempuan pekerja pers terkenal di Suriah tewas ditembak penembak gelap di wilayah dekat perbatasan Suriah-Lebanon awal pekan ini. Kematian Yara menjadi salah satu insiden terburuk di kalangan jurnalis. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

MANADO – Badan pendidikan, sains dan budaya PBB, UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) prihatin dengan pembunuhan 100 wartawan dalam 10 tahun terakhir ini.
Advertisement

Wakil Unesco Prof Hubert Gizjen, ketika bicara di AMS (Asia Media Summit) ke-10, di Manado, Kamis (30/5/2013), mengatakan, pada 2012 saja ada 121 wartawan dibunuh karena pemberitaannya yang menyebabkan tahun lalu dinilai sebagai Tahun Kematian bagi jurnalis. Prof Hubert Gizjen mengemukakan, angka pembunuhan tersebut bukan saja wartawan tapi juga termasuk blogger, yang kini juga menjadi salah satu media informasi di dunia maya.

Sayangnya, lanjut Hubert, pihak aparat keamanan kurang serius melakukan investigasi. Ada 245 pembunuhan wartawan yang dikutuk Dirjen Unesco, tapi organisasi itu hanya menerima informasi 101 kasus, dan hanya sembilan pelaku kasus pembunuhan wartawan yang berhasil ditemukan, ditangkap dan divonis bersalah. Fakta itu membuat Unesco bersedih dan terus mempromosikan kebebasan berekspresi, keselamatan wartawan, dan memperjuangkan impunitas bagi semua media.

“Unesco jelas mendukung setiap orang memiliki suara dan setiap orang harus punya kebebasan berpendapat dengan aman,” tegas Hubert Gijzen. Unesco memberikan selamat atas peringatan 10 tahun Asia Media Summit di mana anggotanya merupakan perusahaan media penyiaran global seperti CCTV, France 24, Radiodays Europe, RRI dan TVRI, RTM Malaysia.

Advertisement

“Tahun ini merupakan tahun peringatan 10 tahun AMS, dan tahun ini juga merupakan hari kebebasan pers dunia yang ke-20,” katanya. Banyak kemajuan yang dicapai oleh AMS dan juga AIBD (Asia Pacific Institute for Broadcasting Development), katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif