WNI hilang di Turki belum dipastikan bergabung dengan ISIS.
Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo mengakui dugaan tentang 16 warga negara Indonesia (WNI) hilang di Turki yang sengaja melakukan perjalanan ke Suriah.
Semua instansi terkait berpartisipasi mendeteksi WNI hilang di Turki yang awal mulanya berlibur tersebut. Namun, baik Kemenlu, TNI, Polri, BINm dan lainnya belum memberi kepastian mereka bergabung dengan ISIS atau tidak.
“Belum dapat informasi, kalau dapat pasti saya sampaikan. Tapi diduga memang ke Syria, diduga, tapi belum. Belum ada kepastian. Kalau sudah ada kepastian, saya sampaikan,” janjinya di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, sesaat sebelum take off ke Aceh untuk menjalankan agenda presiden berkunjung ke wilayah itu, Minggu (8/3/2015).
Sebelumnya, 16 WNI yang terdiri atas dua bayi, lima anak-anak, satu remaja, dan delapan orang dewasa dikabarkan hilang di Istanbul Turki karena sengaja memisahkan diri dari rombongan asal Indonesia yang awalnya berjumlah 25 orang. Rombongan itu berangkat pada 24 Februari 2015 dengan menggunakan biro perjalanan ternama di Indonesia.
Saat memisahkan diri, para WNI hilang di Turki itu berjanji akan bergabung lagi pada 16 Februari 2015 di Kota Pamukkale, Turki. Nyatanya, mereka tak kunjung datang.
Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno sebelumnya mengatakan perekrutan anggota ISIS melewati babak baru dengan modus perjalanan wisata sebagaimana dilakukan ke-16 WNI hilang di Turki itu. Pemerintah tegas dalam menangani agen ISIS, baik dari ISIS maupun agen yang merupakan WNI.