News
Selasa, 22 September 2015 - 14:15 WIB

WNI DISANDERA OPM : Pelaku Penyanderaan 2 WNI Buronan Polisi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (JIBI/Solopos/Antara/Yudhi Mahatma)

WNI disandera OPM di Papua Nugini telah dibebaskan.

Solopos.com, JAKARTA – Pelaku penyanderaan terhadap dua warga negara Indonesia (WNI) di Papua Nugini merupakan buronan kepolisian sejak 2006.

Advertisement

“Karena itu ada yang DPO Polri tahun 2006,” kata Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti menyebut saat dimintai konfirmasi, Selasa (22/6/2015).

Badrodin mengatakan salah satu pelaku merupakan buronan kasus pembunuhan. Namun Kapolri tak menjelaskan lebih rinci mengenai identitas pelaku serta kasus pembunuhannya.

Advertisement

Badrodin mengatakan salah satu pelaku merupakan buronan kasus pembunuhan. Namun Kapolri tak menjelaskan lebih rinci mengenai identitas pelaku serta kasus pembunuhannya.

Dia juga menampik pelaku adalah teroris. “Kok teroris, wong di Papua kok teroris,” kata dia.

Badrodin mengatakan tak ada persoalan untuk membawa pelaku ke Indonesia karena kedua negara telah memiliki perjanjian ekstradisi.

Advertisement

Sebelumnya, dua WNI yaitu Badar, 30, dan Ladiri atau Dirma, 28, disandera kelompok bersenjata di hutan pedalaman Papua Nugini. Keduanya telah dibebaskan oleh Angkatan Bersenjata (AB) PNG pada pekan lalu.

Sementara itu, kepolisian juga kesulitan meminta keterangan korban karena memilih diam.

“Berdasarkan pemeriksaan, mereka lebih memilih diam sehingga kita minim mendapatkan informasi dari mereka,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol. Suharsono kemarin.

Advertisement

Suharsono mengungkapkan polisi kini berupaya melakukan pendekatan berbeda untuk dapat memperoleh keterangan korban. Menurut Suharsono keterangan korban sangat diperlukan untuk mengetahui pelaku serta motifnya.

Suharsono menambahkan kondisi kedua WNI berangsur membaik setelah berhasil dibebaskan. Sebab ketika ditemukan korban dalam kondisi lemas karena kurang asupan makan serta perjalanan jauh.

“Awal ditemukan keduanya dalam kondisi lemas karena diajak berjalan yang cukup jauh dan konsumsi makanan yang mungkin tidak sesuai dengan kedua WNI ini,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif