News
Rabu, 12 November 2014 - 15:00 WIB

WNI DIBUNUH DI HONG KONG : Punya Sertifikat DJ, Inilah Perjalanan Sumarti Ningsih Sebelum Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto mendiang Sumarti Ningsih, TKW korban mutilasi di Hongkong, yang tersimpan di rumahnya di Desa Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (3/11/2014). (Idhad Zakaria/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, CILACAP — Isak tangis keluarga dan kerabat mengiringi pemakaman jasad WNI korban pembunuhan di Hong Kong, Sumarti Ningsih, 23, di permakaman umum Desa Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (12/11/2014), sekitar pukul 10.00 WIB. Keluarga pun tak percaya Sumarti disebut PSK.

Ayah Sumarti Ningsih, Achmad Kaliman, keberatan media massa menyebut anaknya sebagai PSK dan meminta media massa mencabut atau meralat pemberitaan yang menurut dia salah tentang profesi anaknya. Ia mengatakan selama ini Sumarti Ningsih mengabarkan bahwa dia bekerja sebagai pelayan restoran di Hong Kong.

Advertisement

“Bagi saya, berita itu tidak benar dan saya tidak percaya kalau anak saya seorang PSK. Mohon berita mengenai anak saya seorang PSK, untuk dihapus atau dihilangkan,” katanya seperti dikutip dari Antara.

Kaliman juga berharap pengadilan di Hong Kong memberikan hukuman setimpal bagi pelaku pembunuhan sadis itu. Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih menjadi korban pembunuhan sadis yang dilakukan oleh seorang bankir asal Inggris, Rurik George Caton Jutting, 29, di sebuah apartemen di Distrik Wan Chai, Hong Kong, Sabtu (1/11/2014) lalu.

Sumarti Ningsih lahir di Bungo Tebo, Jambi, pada 22 April 1991 dan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara buah pernikahan Achmad Kaliman dan Suratmi, 49. Perempuan itu punya satu anak hasil pernikahan sirinya dengan pria asal Semarang.

Advertisement

Dia berangkat ke Hong Kong untuk pertama kalinya pada 2011 dan diberangkatkan oleh PT Arafah Bintang Perkasa Cabang Cilacap untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Setelah bekerja selama dua tahun delapan bulan, Sumarti Ningsih pulang ke kampung halaman tetapi tidak untuk bekerja, melainkan kursus Disc Jockey (DJ) di Yogyakarta dan mendapatkan sertifikat “Basic DJ Mixing Course” dengan nilai baik.

Sumarti Ningsih berangkat kembali ke Hong Kong untuk bekerja di restoran dengan menggunakan visa turis. Keluarga sempat melarang Sumarti Ningsih berangkat menggunakan visa turis tapi perempuan itu berkeras pergi demi masa depan anaknya, Muhammad Hafid Arnovan, 5.

Setelah tiga bulan berada di Hong Kong sesuai masa berlaku visa turis, Sumarti Ningsih pulang ke kampung halamannya sebelum Ramadhan 2014. Setelah Lebaran 2014, dia berangkat lagi ke Hong Kong pada 2 Agustus dengan menggunakan visa turis dan terakhir menelepon keluarganya pada 15 Oktober, mengabarkan bahwa dia akan pulang pada 2 November 2014.

Advertisement

Media Bloomberg.com juga pernah menyebut teman Sumarti, Seneng Mujiasih alias Jesse Lorena, berada di Queen Victoria Bar, sebuah kelab malam, di malam terakhir sebelum terbunuh. Malam itu, tempat hiburan tersebut merayakan Halloween seperti di tempat-tempat keramaian lainnya di seluruh dunia.

Jenazah putri ketiga pasangan Achmad Kaliman dan Suratmi itu tiba di rumah duka pada Rabu dini hari, diantar oleh petugas dari Kementerian Luar Negeri dan Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI).

Staf Kementerian Luar Negeri Ricardo Gita Perkasa mengatakan pemerintah melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong tetap mengawal kasus Sumarti Ningsih, termasuk persidangan terhadap pelaku pembunuhnya. “Kami juga mengupayakan agar barang-barang Sumarti Ningsih yang masih di Hong Kong bisa dipulangkan ke Indonesia,” katanya.

Terkait asuransi dan santunan, dia mengatakan, Sumarti Ningsih pergi ke Hong Kong menggunakan visa turis sehingga tidak mendapatkan asuransi dan santunan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif