News
Rabu, 5 November 2014 - 10:00 WIB

WNI DIBUNUH DI HONG KONG : Inilah Kata-Kata Terakhir Seneng Mujiasih Sebelum Tewas di Apartemennya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sumarti Ningsih (kiri) dan Seneng Mujiasih (kanan). (Istimewa/viralglobalnews.com)

Solopos.com, HONG KONG — Jumat (31/10/2014) malam menjadi malam terakhir bagi Seneng Mujiasih, warga negara Indonesia (WNI) yang dibunuh oleh seorang bankir berkewarganegaraan Inggris di Hong Kong, Rurik George Caton Jutting. Kasus ini pun menarik perhatian media-media internasional.

Bloomberg.com menuliskan, di malam terakhir dalam hidupnya itu, seperti biasanya perempuan 29 tahun tersebut berhenti di Queen Victoria Bar, sebuah kelab malam di jantung Hong Kong. Malam itu, tempat hiburan tersebut merayakan Halloween seperti di tempat-tempat keramaian lainnya di seluruh dunia.

Advertisement

Seneng mengenakan jumpsuit bermotif leopard untuk menghadiri pesta Halloween itu. Tak ada seorang pun yang menyangka, enam jam setelah itu tubuhnya ditemukan tak bernyawa di sebuah apartemen yang berjarak dua blok dari tempat itu.

“Dia beri saya dua kali ciuman di pipi seperti biasanya,” kenang Robert van den Bosch, pria 47 tahun asal Belanda yang bekerja sebagai DJ di bar tersebut, seperti dikutip Bloomberg. Robert telah mengenal Seneng sejak tiga tahun lalu.

Robert pun masih ingat kata-kata terakhir Seneng Mujiasih malam itu. “Dia bilang, aku ingin menikmati malam ini sendiri,” katanya menirukan ucapan perempuan itu.

Advertisement

Sehari sesudahnya, Sabtu (1/11/2014), polisi menemuinya dengan membawa foto-foto Seneng untuk melakukan identifikasi. Robert pun mengakui mengenal Seneng Mujiasih yang di kawasan Wan Chai dikenal dengan nama Jesse Lorena.

Polisi juga menemukan jasad perempuan lain di apartemen itu. Dia adalah Sumarti Ningsih, perempuan 23 tahun asal Cilacap. Sumarti Ningsih diketahui hanya memiliki visa kunjungan satu bulan di Hong Kong yang sudah habis masa berlakunya. Jasad Sumarti ditemukan membusuk dalam kondisi terbungkus di balkon apartemen.

Distrik Wan Chai terkenal sebagai daerah elite bagi ekspatriat di negara tersebut dengan kehidupan malam yang glamor. Kedua korban dikabarkan menjadi pekerja seks komersial (PSK) di kawasan itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif