Solopos.com, SOLO — Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memprediksi kasus COvid-19 akan meningkat menjadi 300 juta pada awal 2022.
Hal ini melihat tren penularan kasus yang begitu cepat akhir-akhir ini. Per 4 Agustus 2021, total kasus Covid-19 secara global telah menembus angka 200 juta.
Baca Juga: Hasil Liga Europa Dini Hari Tadi: Mayoritas Tuan Rumah Raih Kemenangan
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan 100 juta kasus pertama memerlukan waktu lebih dari 1 tahun. Sementara, penambahan 100 juta kasus Covid-19 baru hanya memerlukan waktu sekitar 6 bulan.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan 100 juta kasus pertama memerlukan waktu lebih dari 1 tahun. Sementara, penambahan 100 juta kasus Covid-19 baru hanya memerlukan waktu sekitar 6 bulan.
Artinya, penyebaran kasus Covid-19 di dunia saat ini dua kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya.
Baca Juga: Hasil Menjanjikan, Presiden Jokowi Minta Porang Tak Diekspor dalam Bentuk Mentah
Retno menambahkan, pada periode 12-19 Agustus 2021, beberapa kawasan mengalami kenaikan kasus mingguan Covid-19 secara signifikan. Amerika Utara tercatat mengalami kenaikan kasus positif sebesar 12%, Eropa sebesar 3%, dan Oceania 24%.
Baca Juga: Masyarakat Sipil Berbasis Islam di Tengah Regresi Demokrasi
Sementara itu, kawasan Asia Tenggara mengalami penurunan sebesar 0,4%. Namun, terdapat pula beberapa negara di Asia Tenggara yang masih mengalami kenaikan kasus mingguan secara signifikan, di antaranya Brunei Darussalam mengalami kenaikan 304%, Filipina 41%, Vietnam 12%, dan Thailand 6%.
“Kita di Indonesia, Alhamdulillah di periode tersebut, dapat kembali menekan penyebaran kasus yaitu sebesar -22%,” katanya.
Baca Juga: Kembangkan Pariwisata dan UMKM, BI Kediri Luncurkan Wisata Virtual
Menurut Menlu, setidaknya ada beberapa langkah utama yang diambil oleh negara-negara dunia untuk mengurangi jumlah kasus Covid-19, yaitu membatasi mobilitas orang, menerapkan protokol kesehatan, dan mempercepat vaksinasi. Selain untuk mengurangi kemungkinan penularan, vaksinasi dapat mengurangi kemungkinan hospitalisasi dan tingkat kematian.
“Mari kita terus berikhtiar. Mari kita bersama-sama terus mendukung program vaksinasi dan mempercepat laju vaksinasi,” tutup Retno.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membedakan Nyeri Dada karena Gangguan Paru, Lambung atau Jantung?