News
Selasa, 21 September 2021 - 08:50 WIB

WHO Menyoroti Peningkatan Mobilitas di Jawa-Bali, Jangan Sampai Terjadi Lonjakan Kasus

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - puluhan kendaraan terlihat memadati kawasan Jl Bhayangkara Solo, Sabtu (29/12/2012). Meningkatnya mobilitas warga memacu pertumbuhan kendaraan dan berimbas pada semakin padatnya Kota Solo, terutama saat akhir pekan dan masa liburan. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Solopos.com, SOLO — Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyoroti peningkatan mobilitas warga di Jawa-Bali.

Terkait hal tersebut, pemerintah dengan tegas meminta masyarakat agar tidak lengah dan selalu taat protokol kesehatan, terutama memakai masker.

Advertisement

“Pemerintah menegaskan, walaupun penanganan COVID-19 di Indonesia mengarah pada tren dan kondisi yang baik, masyarakat jangan lengah. Mari kita jaga bersama arus mobilitas seefisien mungkin diiringi penerapan protokol kesehatan yang ketat selama bepergian, khususnya memakai masker,” terang Menkominfo Johnny G Plate dalam rilis tertulisnya yang diterima Solopos.com pada Senin (20/9/2021).

Baca Juga: AS Izinkan Masuk Wisatawan dari 33 Negara, Indonesia Masuk Enggak Ya?

Johnny mengatakan dalam laporan WHO, beberapa sektor dinilai telah mengalami peningkatan mobilitas di Jawa-Bali. Di antaranya, sektor ritel dan rekreasi terutama pada wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Di empat provinsi tersebut, bahkan tingkat mobilitas menyamai kondisi seperti sebelum pandemi.

Advertisement

WHO menilai Indonesia memerlukan rencana jelas dan konkret guna mengantisipasi serta mengurangi potensi dampak dari peningkatan mobilitas masyarakat. Hal ini juga harus diikuti dengan strategi penguatan kapasitas sistem kesehatan di tingkat nasional dan tingkat subnasional.

Baca Juga: Mahasiswa FP UNS Bikin MEWARNA, Masker Kain Ecoprint Warna Alam

“Jangan sampai kembali terjadi lonjakan kasus di negara kita dikarenakan peningkatan mobilitas masyarakat ini. Untuk itu, pemerintah memperkuat sinergitas dengan pemerintah daerah dalam memantau pelaksanaan PPKM di setiap wilayah,” imbuh dia.

Advertisement

Sebagai informasi, laporan WHO menyebutkan sejak 18 Agustus mobilitas masyarakat meningkat setelah pemerintah Indonesia melonggarkan PPKM pada 26 Juli 2021. Kenaikan ini terjadi terutama pada stasiun transit, area ritel, dan tempat rekreasi di Jawa dan Bali.

“Kita juga bisa melihat pada pengalaman negara tetangga, yang kembali mengalami lonjakan kasus ketika pelonggaran diberikan dan masyarakat menjadi lengah. Saya sarankan bila harus mengunjungi ruang publik, pilihlah tempat yang sudah menggunakan PeduliLindungi sebagai alat skrining akses masuk. Selain itu, jangan lupa tetap pakai masker dan segera vaksinasi,” tandas Johnny.

Baca Juga:  4 Tanaman Hias dengan Harga Mahal, Ada yang Capai Ratusan Juta

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif