News
Jumat, 3 Januari 2020 - 14:06 WIB

Waspada! Aneka Penyakit Berbahaya Intai Masyarakat di Tahun Ini

Ria Theresia Situmorang-bisnis.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasien (Ilustrasi/Solopos/doc)

Solopos.com, JAKARTA -- Beberapa jenis penyakit berbahaya masih akan berisiko menjangkiti masyarakat Indonesia dalam tahun 2020.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Anung Suhantono menyebutkan pada 2019, peningkatan prevalensi angka penyakit paling tinggi ditempati hepatitis A yang naik hingga 200 persen karena outbreak di Pacitan, Jawa Timur.

Advertisement

Diikuti dengan peningkatan angka penyakit demam berdarah, antrax, dan rabies.

“Ini yang sekarang kami sedang evaluasi semuanya, bukan hanya sistemnya. Ada beberapa kasus yang meningkat tapi di daerah Jawa yang menonjol,” kata Anung saat ditemui di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/1/2020).

Ditanya terkait proyeksi penyakit yang mengancam masyarakat Indonesia, Anung menilai berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan pada tahun 2020 akan lebih tinggi dibanding tahun 2019.

Advertisement

Sehingga, lanjut dia, terdapat implikasi penyakit yang diakibatkan oleh curah hujan cukup tinggi.

“Implikasi pada penyakit yang diakibatkan dengan curah hujan dari DBD, leptospirosis, malaria, di samping diare, pneumonia, termasuk keracunan makanan karena makanan tidak cukup bersih,” lanjut Anung dilansir Bisnis.com/JIBI.

Anung juga mengatakan musim kemarau tahun inicakan semakin kering sehingga beberapa penyakit yang perlu diwaspadai di antaranya penyakit mata, kulit, dan pencernaan.

Advertisement

Baca pula: Berita Terpopuler: Fakta di Balik Tudingan Anies Baswedan Cengar-Cengir Selfie Saat Banjir Jakarta

“Meskipun jumlahnya meningkat tapi kalau laporannya baik, tidak masalah. Sekarang angka kepatuhan pelaporan saja itu meningkat dari 60 menjadi 80 persen. Itu saja sudah kelihatan meningkat. Puskesmas sudah lapor dan sebagainya, itu nanti akan kelihatan angka kesakitan dan kematian,” tutup Anung Suhantono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif