SOLO--Sebanyak 17 Kampus di Jawa Tengah menjadi tempat sasaran perekrutan anggota baru Negara Islam Indonsia (NII). Fakta itu diperoleh berdasarkan hasil pengungkapan kasus NII yang dilakukan Polda Jawa Tengah tahun 2011.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Drs Didiek S Triwidodo MM MHum, meminta mahasiswa mewaspadai gerakan NII. Meski para pemimpin NII sudah ditangkap dan dipenjara, saat ini gerakan NII berganti baju dengan nama Masyarakat Indonesia Membangun (MIM). Bahkan lembaga yang fokus pada masalah ekonomi itu sudah didaftarkan di Kementerian Hukum dan HAM.
“Model perekrutan NII saat ini tidak menggunakan metode kekerasan, tapi dengan cara halus,” jelasnya saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru UNS di Auditorium UNS, Kamis (9/8/2012).
Ketika ditanya Solopos.com saat jumpa pers, kampus mana saja yang dimaksud, Didiek enggan memberi tahu. Sementara cara perekrutan NII, terangnya, dimulai dengan upaya kader NII memilih sasaran gerakan. Biasanya mahasiswa yang berpikir kritis dan berasal dari golongan ekonomi kuat, menjadi sasaran utama. Mereka yang berhasil direkrut selanjutnya dibimbing kader NII tentang visi misi NII, lalu didoktrin dengan doktrin NII dan kemudian diajak hijrah ke NII.
“Mahasiswa yang direkrut paling banyak berasal dari Solo, Semarang dan Banyumas,” ungkapnya.
Didiek berharap para pimpinan perguruan tinggi mau bersinergi dengan pihak kepolisian untuk membentengi mahasiswa agar tidak terekrut NII. Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Bambang Waluyo, juga mengingatkan mahasiswa agar tidak mengikuti gerakan NII.