News
Kamis, 3 Maret 2011 - 06:14 WIB

Wartawan Viva News ditikam orang tak dikenal

Redaksi Solopos.com  /  Triyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jayapura (Solopos.com) — Aksi kekerasan terhadap wartawan terjadi di Jayapura, Papua. Seorang kontributor Viva News, Banjir Ambarita, dalam perjalanan dar sebuah acara di rumah salah satu wartawan nasional ditikam dua pengendara motor tak dikenal, Kamis (3/3/2011) dinihari.

Peristiwa penikaman itu terjadi di depan Kantor Distrik Jayapura Selatan sekitar pukul 01.45 dini hari. Beruntung, korban dengan terengah-engah bisa meloloskan diri dan membelokan motor ke Kantor Polsek Jayapura Selatan yang berada tak jauh dari tempat penusukan.

Advertisement

“Saya kira mereka (pelaku penusukan) mau melewati saya jadi saya berjalan lamban, namun orang yang berboncengan di belakangnya ternyata menikam saya di bagian dada dan bagian perut,” tutur Banjir kepada wartawan yang membesuknya di RS Marthen Indey.

Banjir mengaku saat ditikam dia terus memacu motor dan menyelamatkan diri ke kantor Harian Papua Pos. Namun karena kantor tersebut berada dalam keadaan kosong, maka ia langsung memacu motornya ke Polsek Jayapura Selatan, yang berjarak sekitar 50 meter dari kantor.

Di situlah Banjir ditolong oleh aparat yang sedang piket dan membawanya ke RS Marthen Indey. Seperti diketahui, saat ini pers di Jayapura marak memberitakan aib tiga oknum Kepolisian Resort Tengah Jayapura yang memaksa seorang tahanan wanita berinisial A melakukan oral seks sejak November 2010 silam. Sejumlah wartawan lantas langsung mengaitkan peristiwa penusukan dengan pemaksaan oral seks oknum polisi itu.s Sebab, Banjir Ambarita dikenal ramah dan tak memiliki musuh di Jayapura.

Advertisement

Menurut Ketua AJI Jayapura, Viktor Mambor, pihak kepolisian harus segera mengungkap pelaku penusukan terhadap wartawan Viva News agar tidak menimbulkan preseden buruk dimata masyarakat, mengingat Polresta Jayapura tengah menjadi bahan pemberitaan. “Ini harus segera diungkap kepolisian biar masyarakat atau wartawan tidak menganggap ini sebagai teror kepada pers yang sedang memberitakan masalah keborokan tiga oknum polisi Polresta Jayapura yang kemarin diberitakan memaksa tahanan wanita oral seks di rumah tahanan Polresta Jayapura,” tandasnya.

(dtc/try)

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif