News
Jumat, 11 Maret 2022 - 20:13 WIB

Warganet Bandingkan Penembakan Dokter Sukoharjo dengan OPM Papua

Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Postingan akun di Instagram @tausiyahcinta.

Solopos.com, SOLO — Ucapan duka cita atas kematian dr. Sunardi, anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo yang ditembak aparat Densus 88 Antiteror atas dugaan keterlibatan dalam kasus terorisme bermunculan di berbagai media sosial.

Sebagian besar menyayangkan tindakan polisi yang menembak mati dokter berusia 54 tahun yang di Kampung Bangunharjo RT 03/RW 07, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut.

Advertisement

Mereka menilai Sunardi seharusnya cukup dilumpuhkan untuk dibawa ke proses peradilan.

Baca Juga: Terkejut Dokter Ditembak Densus, IDI Sukoharjo Ucapkan Bela Sungkawa

Salah satu unggahan yang ramai diperbincangkan adalah postingan akun Instagram @tausiyahcinta. Akun tersebut mengunggah ucapan duka cita lengkap dengan foto almarhum dr. Sunardi.

Advertisement

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Para koruptor yang jelas-jelas penjahat negara, kenapa masih dibiarkan hidup? Ini belum terbukti tapi sudah ditembak mati. Beliau juga dalam keadaan berjalan menggunakan tongkat, apakah melumpuhkan terduga teroris dalam keadaan seperti itu sangat sulit sehingga harus dengan ditembak? Bagaimana kabar OPM Papua yang sudah jelas membunuh, menantang TNI, dan mengibarkan Bendera yang bukan Merah Putih. #Repost @indonesiabertauhid.reborn?” tulis @tausiyahcinta, Jumat (11/3/2022).

Unggahan itu mendapat tanggapan dari banyak warganet. Hampir semuanya menyesalkan polisi menembak mati terduga teroris.

Innalillahi wa innaillaihi rajiun…. Yaa Allah…nyesekk banget,” komentar @akuithaaaa.

“Ya Allah semoga mati syahid,” tulis @widiapermana.

Advertisement

Baca Juga: Polri: Dokter yang Ditembak di Sukoharjo Statusnya Tersangka Teroris

Innalillahi waa inna illaihi rajiun. Saya bersaksi bahwa beliau orang baik,” tulis @rinaasrul28.

“Dokter andalan sedari kecil. Dokter yang baik. Anak-anaknya juga baik. Husnul khatimah dokter Nardi,” tulis @yuliapmtsari.

Innalillahii waa inna ilaihi rajiun, semoga Allah karuniakan surga terindah untukmu dokter,” komentar @erny_lombok.

Advertisement

“Semoga mendapat keadilan. Pak dokter laporkan langsung sama Allah pak, semoga Allah memberikan balasan surga untuk semua kebaikan, dan membalas siksa yang pedih untuk perbuatan mereka yang zalim,” tulis @yessie_oktavianti.

“Negara memang tidak sedang baik-baik saja,” tulis @ninasakina08.

Baca Juga: Densus Tembak Mati Dokter di Sukoharjo, Polri Klaim Itu Upaya Terakhir

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan mengatakan Sunardi sudah ditetapkan sebagai tersangka, bukan lagi terduga.

Advertisement

Ia juga menjelaskan alasan tindakan yang dilakukan aparat kepolisan adalah karena Sunardi melakukan perlawanan terhadap petugas yang berupaya melakukan penegakan hukum.

“Pada saat penangkapan terhadap tersangka dilakukan upaya paksa dengan tegas dan terukur, karena tersangka melawan petugas dengan menabrakkan mobilnya ke arah mobil petugas,” ujarnya.

Ia melanjutkan, setelah Sunardi menabrak dua mobil petugas, anggota naik ke bak belakang mobil double cabin Strada milik tersangka, namun tersangka tetap menjalankan mobilnya dan melaju dengan kencang serta menggoyangkan setir ke kanan dan ke kiri sehingga menyerempet mobil warga yang melintas.

“Dengan situasi tersebut dan dianggap bisa membahayakan petugas dan masyarakat sekitar maka petugas menembak tersangka dari belakang dan mengenai punggung atas dan pinggul kanan bawah,” ungkap Ramadhan.

Baca Juga: Dramatis! Penembakan Dokter Terduga Teroris Sukoharjo Bak Film Action

Sebelumnya, Kepala Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Anti Teror Polri Kombes Aswin Siregar membenarkan bahwa tersangka terorisme di Sukoharjo bernama dr.Sunardi.

Advertisement

“Ya benar (dokter Sunardi),” kata Aswin.

Terkait Sunardi adalah dokter yang menggunakan tongkat, Aswin menegaskan bahwa tersangka melakukan perlawanan kepada petugas bukan dengan fisik tapi dengan menabrakkan kendaraan yang dikemudikannya ke arah petugas.

“Tersangka melakukan perlawanan bukan dengan fisiknya, tetapi dengan menabrakkan kendaraannya kepada petugas dan kendaraan yang menghentikannya dan beberapa kendaraan masyarakat yang berada di jalan tersebut,” kata Aswin.

Sunardi, 54, diketahui berprofesi sebagai dokter yang membuka praktik di rumahnya di Kampung Bangunharjo RT 03/RW 07, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif