News
Senin, 28 November 2011 - 12:56 WIB

Warga Cangkringan terima beras dari Buddha Tzu Chi

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GENDONG BERAS--Seorang relawan Buddha Tzu Chi membantu warga Cangkringan membawa bantuan beras di balai Desa Argomulyo Cangkringan, Senin (28/11/2011). (JIBI/Harjo/Akhirul Anwar)

Sleman (Solopos.com)–Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk kesekian kalinya menyalurkan bantuan beras kepada warga di Kecamatan Cangkringan. Sebanyak 2.725 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di lima desa masing-masing menerima beras 20 kilogram.

Advertisement

Koordinator Wilayah Tzu Chi Yogyakarta Frananto Hidayat mengatakan total beras yang disalurkan mendekati 60 ton. Beras ini disalurkan secara langsung oleh relawan di balai desa Argomulyo Cangkringan dan SMP Negeri 1 Cangkringan.

“Masing-masing KK mendapatkan 20 kilogram, semua kebagian. Harapannya beras ini dimasak untuk makan sekeluarga, jangan dijual,” katanya dalam acara Bakti Sosial Pembagian Beras Cinta Kasih di balai Desa Argomulyo, Senin (28/11/2011).

Meskipun jumlahnya ribuan orang yang datang, pembagian berjalan lancar. Warga yang sudah tua (lansia) dibantu membawa beras oleh para relawan.

Advertisement

Sehingga tidak terjadi saling berebut jatah beras. Bahan pokok ini dibagikan rata, Desa Umbulharjo sebanyak 350 KK, Wukirsari 400 KK, Kepuharjo 850 KK, Argomulyo 300 KK dan Glagaharjo 825 KK.

Tzu Chi organisasi nirlaba tersebar di 52 negara, dengan misi selalu memegang teguh prinsip cinta kasih universal dan tidak membeda-bedakan agama ras suku bangsa.

Bupati Sleman Sri Purnomo yang melakukan serah terima bantuan berat tersebut mengatakan beras ini cukup untuk satu bulan setiap KK. Jika jumlah anggota keluarga banyak bisa untuk 20 hari dengan asumsi satu hari satu kilogram.  “Warga masyarakat sangat terbantu, paling tidak beras 20 kilogram setiap KK bisa memenuhi kebutuhan pokok makanan satu bulan,” katanya.

Advertisement
Sri Purnomo berpesan kepada setiap donatur yang akan memeberi bantuan agar barangnya dipastikan cukup. Hal ini untuk menghindari terjadinya saling berebut bantuan oleh masyarakat. “Dan ternyata disini barangnya cukup sehingga tidak ada kekurangan,” tuturnya.

(JIBI/Harjo/aan)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif