News
Kamis, 28 Februari 2013 - 14:24 WIB

Wapres Optimistis Indonesia Tahan Krisis Global

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wapres Boediono (JIBI/dok)

Boediono (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

JAKARTA–Wakil Presiden Boediono menyatakan optimistis perekonomian Indonesia, akan tahan terhadap krisis ekonomi global yang terjadi saat ini.

Advertisement

Optimistis itu, muncul karena Indonesia telah berhasil keluar dari krisis tahun 1997-1998, dan juga di tahun 2008, ditambah saat ini cadangan devisa Indonesia pun cukup besar.

“Jumlah cadangan devisa kita jauh lebih besar dari situasi krisis 2008 lalu, kala itu cadangan kita hanya separuh dari jumlah yang kita punya sekarang,” kata Wapres saat memberikan keynote speech di forum The Economist Conference Indonesia Summit 2013 di Hotel Shangrila, Jakarta Kamis (28/2/2013).

Selain itu, katanya, Wapres menilai institusi finansial nasional memiliki kekuatan yang cukup besar, sehingga akan mampu menghadapi kemungkinan munculnya ledakan di sektor finansial, atau terimbasnya ekspor Indonesia akibat krisis global yang berkepanjangan.

Advertisement

Kekuatan lainnya, menurut Wapres yakni Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah, dan tingkat konsumsi domestik yang tinggi, memicu ekonomi yang terus berkembang. Kemudian, Wapres juga memperkirakan pertumbuhan dari sisi konsumsi dan investasi Indonesia, setidaknya akan bertaha  2-3 tahun ke depan.

Ditambah lagi, saat ini Indonesia tengah menggenjot pemabngunan infrastruktur, yang akan memberi dampak signifikan pada sisi penawaran investasi kedepannya.

“Dan kemungkinan ekonomi dunia akan membaik tahun depan, yang sudah pasti akan ikut mendorong pertumbuhan ekspor kita,” kata Wapres.

Advertisement

Meski demikian, dia mengingatkan agar pemerintah tetap waspada dalam menjaga berbagai aspek kehidupan nasilonal. Misalnya dari sisi politik, peningkatan institusi yang lemah, penguatan peraturan dan kepastian hukum. Selain itu, perbaikan administrasi pajak dan mengembangkan lebih luas lagi potensi pajak, dan menetapkan kebijakan yang berprinsip kehati-hatian.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif