News
Senin, 6 Agustus 2012 - 19:23 WIB

Walah, Penukar Uang Dapat Upal Rp4,6 Juta

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto Karyawan Bank Indonesia mengecek uang palsu pecahan Rp100.000-an menggunakan sinar UV di Kantor Bank Indonesia Cabang Solo, Senin (6/8/2012). Penjual uang baru, Joko Marsono Saputro mendapatkan uang palsu (Upal) senilai Rp4,6 juta pecahan Rp100.000-an, dari masyarakat yang menukarkan uang di loketnya di depan Loji Gandrung.

JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto
Karyawan Bank Indonesia mengecek uang palsu pecahan Rp100.000-an menggunakan sinar UV di Kantor Bank Indonesia Cabang Solo, Senin (6/8/2012). Penjual uang baru, Joko Marsono Saputro mendapatkan uang palsu (Upal) senilai Rp4,6 juta pecahan Rp100.000-an, dari masyarakat yang menukarkan uang di loketnya di depan Loji Gandrung.

SOLO—Aktivitas penukaran uang baru di jalanan memakan korban. Seorang penjual uang baru, bernama Joko Marsono Saputro, mendapatkan uang palsu (Upal) senilai Rp4,6 juta pecahan Rp100.000-an, dari masyarakat yang menukarkan uang di loketnya di depan Loji Gandrung, Senin (6/8/2012) siang.

Advertisement

Uang tersebut diketahui palsu setelah Joko membawa uang tersebut ke Kantor Bank Indonesia (BI) Solo, pada sore harinya. Joko mengatakan,sekitar pukul 13.00 WIB ada seorang warga menggunakan motor matik mendekati loketnya. Warga tersebut ingin menukar uang senilai Rp4 juta, dengan pecahan Rp20.000 sebanyak Rp2 juta dan pecahan Rp10.000 sebanyak Rp2 juta.

Kecurigaan berawal ketika warga tersebut memberikan uang imbalan yang cukup banyak hingga Rp600.000. “Belum sempat saya cek satu per satu kondisi uang tersebut, orang bersepeda motor matik itu buru-buru pergi dan membawa uang saya sebanyak Rp4 juta. Ini memang kesalahan saya, mengapa uang pecahan itu saya berikan di awal,” kata Joko, warga Waringin Rejo RT 5/RW 2, Cemani, Grogol, Sukoharjo, saat ditanya wartawan di Kantor BI Solo.

Dia melanjutkan, kecurigaan semakin menguat saat ada satu bendel uang satu juta, tetapi dalam jumlah yang tidak sesuai. “Ada yang 10 lembar, ada yang 11 lembar. Saya jadi makin curiga. Kondisi kertasnya juga sepertinya lebih tipis,” ujar dia.

Advertisement

Setelah dia memberesi loket dagangannya, dia pun beranjak ke Kantor BI Solo untuk memastikan kondisi uang tersebut. “Wah, apes banget. Padahal, modal jualan uang ini saya peroleh dari menggadaikan emas perhiasan istri saya,” kata Joko.

Kasir Senior BI Solo, Siswanto menyampaikan ada beberapa tanda yang sangat jelas yang menandakan bahwa uang tersebut palsu. Di antaranya, nomor seri tidak memendarkan cahaya dari hitam menjadi kehijauan. Setumpuk uang itu juga ada yang bernomor seri sama.

“Pada uang palsu itu, optic variable ink-nya juga tidak berubah semestinya berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Kemudian, benang pengaman juga seharusnya berwarna emas, tapi yang palsu itu hanya berwarna hitam,” jelas Siswanto.

Advertisement

Siswanto melanjutkan, penemuan uang palsu itu nanti akan dilaporkan kepada pihak kepolisian. Menjelang Lebaran tahun lalu, kasus serupa pernah terjadi tetapi nominalnya tidak besar. “Penemuan ini adalah kali pertama di bulan Ramadan dan menimpa jasa penukar uang. Angkanya cukup besar, sampai Rp4 juta.”

Deputi Pemimpin BI Solo Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern (SPMI), Tigor Silalahi mengatakan uang palsu yang diperoleh Joko tidak akan diganti oleh BI. Menurutnya, ini adalah resiko pekerjaan sebagai penukar uang baru. “Saya sudah sering katakan sejak awal agar mereka berhati-hati. Salahnya pak Joko, dia menyerahkan uang di awal sebelum uang yang diterimanya dicek.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif