MEDAN –Menjelang event politik besar seperti pemilihan gubernur (Pilgub), peredaran uang palsu ternyata meningkat pesat. Hal ini disimpulkan oleh Bank Indonesia dengan contoh saat menjelang Pilgub Sumatra Utara.

Jumlah temuan uang palsu di Sumatera Utara pada Februari, menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara tercatat sebesar Rp17,97 juta, meningkat cukup tajam hingga 88,36% dibandingkan bulan yang sama pada periode tahun sebelumnya (Februari 2012) sejumlah Rp9,54 juta. Berdasarkan data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut dan Aceh) temuan uang palsu pada Februari sebanyak 300 lembar ini masih didominasi pecahan Rp50.000 yakni sebanyak 229 lembar, diikuti pecahan uang palsu Rp100.000 sebanyak 64 lembar. Sementara pecahan Rp20.000 dan Rp5.000 masing-masing 6 lembar dan 1 lembar.

Sementara itu, secara total selama periode Januari-Februari 2013 telah ditemukan 521 lembar uang palsu senilai Rp31,3 juta. Dengan rincian Januri 2013 sebanyak 221 lembar dengan nilai nominal Rp13,32 juta, meningkat hingga 35% dibandingkan Februari yang tumbuh menjadi Rp17,97 juta.

Deputi Direktur Divisi Ekonomi Moneter Kantor Perwakilan BI Wilayah IX Mikael Budisatrio mengatakan untuk mencegah peredaran uang yang tidak asli instansinya terus menerapkan pola sosoalisasi 3D (dilihat, diraba, diterawang) berupa TOT dan bekerja sama dengan pihak kepolisian.

“Kami selalu mengingatkan masyarakat untuk menerapkan prinsip 3D setiap menerima uang tunai. Dan bekerja sama dengan kepolisian sebagai salah satu narasumber yang akan dilakukan di kota Medan dan daerah lainnya kepada seluruh lapisan masyarakat,” ucapnya dalam rilis yang diterima Bisnis.com, Rabu (6/3/2013).

Berita Terkait

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif