SOLOPOS.COM - Ilustrasi judi online. (Freepik)
Solopos.com, TASIKMALAYA — Sejumlah warga Kota Tasikmalaya baik pria maupun emak-emak sedang gemar bermain judi online di kota berjuluk Kota Santri tersebut.
Fenomena judi online di Kota Tasikmalaya ini mengundang perhatian Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sehingga PMII Kota Tasikmalaya pun angkat bicara soal judi online ini.
“Ketika berbicara judi, pada awalnya hanya berlaku pada pria dewasa. Namun ketika judi online ini datang langsung merambat ke berbagai elemen masyarakat. Seperti anak-anak, perempuan remaja bahkan ibu-ibu atau emak-emak,” kata Adriana, Minggu (19/12/2021).
Baca Juga: Miris, BNNP Papua Temukan Pelajar SLTP Jadi Pengguna Ganja
Baca Juga: Miris, BNNP Papua Temukan Pelajar SLTP Jadi Pengguna Ganja
Apabila dibiarkan, lanjut Adriana, identitas Kota Tasikmalaya sebagai Kota Santri luntur begitu saja.
“Karena moralitas masyarakatnya terkhusus moral pemudanya sudah bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, maupun hukum,” katanya dikutip dari Suara.com.
“Ini jadi masalah yang kompleks, karena itu langkah yang harus dilakukan adalah membuat problem solving (penyelesaian masalah) yang konkrit agar penyakit perjudian haram ini tidak semakin parah,” tegasnya.
Baca juga: Dituduh Penipu, Ustaz Yusuf Mansur: Saya Terima
PMII Kota Tasikmalaya juga meminta Polres Tasikmalaya Kota memproses secara hukum pihak yang menyediakan layanan judi online.
“Jika kemudian perjudian di kota yang kami cintai ini tidak diproses, masih berlanjut dan tidak mati. Maka kami menuntut kepada Kominfo agar bekerjasama dengan kepolisian untuk memblokir situsnya,” tegasnya.
Selain itu, Adriana menambahkan, pihaknya menuntut kepolisian membongkar bisnis judi tersebut sampai ke akar-akarnya.
“Agar publik tahu siapa yang mengoperasikannya dan siapa yang mendanai judi online itu,” pungkasnya.