News
Sabtu, 1 Agustus 2020 - 17:38 WIB

Waduh! Ada Potensi 500.000 Kehamilan Akibat Pandemi Covid-19

Newswire  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. (Detik.com)

Solopos.com, SLEMAN -- Pandemi Covid-19 tidak hanya berimbas pada perekonomian saja. Ternyata berpengaruh pada tingkat kehamilan di desa. Hal ini karena adanya penurunan penggunaan alat kontrasepsi.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat dalam tiga bulan terakhir ada penurunan penggunaan alat kontrasepsi sebesar 10 persen. Hal ini disebut berpotensi menyebabkan sekitar 400.000 hingga 500.000 kehamilan.

Advertisement

"Tiga bulan terakhir 10 persen dari 36 juta atau sekitar 3,6 juta putus menggunakan alat kontrasepsi. Kalau yang hamil itu 15 persen dari 3,6 juta itu kemudian ada 400-500 ribu tambahan kehamilan," ujar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo usai menerima gelar kehormatan di Audotorium UNY, Sabtu (1/8/2020).

10 Kesiapan Menikah Versi BKKBN, Apa Saja?

Tidak hanya itu, menurut Hasto, kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) juga ditengarai memicu peningkatan kehamilan.

Advertisement

"Ya bisa [karena WFH membuat angka kehamilan meningkat], karena stay at home itu komudian kontak suami istri menjadi lebih sering," kata Hasto dilansir dari Detik,com.

Ditambahkan Hasto, kasus kehamilan di Indonesia itu unik. Karena peningkatan angka kehamilan itu hanya ditemukan di lapisan masyarakat tertentu

Dampak Pernikahan Dini Bisa Picu Depresi hingga Ancaman Kekerasan

Advertisement

"Kehamilan selama pandemi cenderung yang [masyarakat] miskin, pendidikan rendah, dan tinggal di desa. Nah itu menunjukkan bahwa kehamilan banyak dialami oleh orang yang tidak paham secara keilmuan," ungkapnya.

Oleh karena itu, untuk menekan angka kehamilan, pihaknya tengah menggencarkan program pengguna kontrasepsi. Tentunya dengan mekanisme yang menyesuaikan protokol kesehatan.

"Kedepan, BKKBN harus melakukan pelayanan secara serentak ke seluruh pelosok desa Indonesia tapi dalam jumlah kecil. Kemarin 29 Juni 2020 pelayanan sejuta aseptor bisa mencapai target bahkan lebih, 1,4 juta aseptor," pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif