News
Jumat, 7 Agustus 2015 - 12:00 WIB

WABAH MERS : Menkes Imbau Calhaj Bawa Masker dan Desinfektan

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (JIBI/Solopos/Antara)

Wabah MERS kini masih menjadi momok yang perlu diwaspadai salah satunya oleh calhaj yang akan ke Tanah Suci.

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F. Moeleok mengingatkan jemaah calon haji (calhaj) agar tidak meninggalkan masker dan desinfektan untuk mencegah tertular penyakit Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) selama menjalankan ibadah haji.

Advertisement

“Kami berikan masker, desinfektan. Cegah dulu [MERS-Cov]. Saya khawatir, maskernya justru ditinggal, jadi bukan hanya obat-obat saja. Masker harus dibawa, desinfektan harus dibawa,” ujar Nila dalam seminar Cegah Resistensi Antibiotik: Demi Selamatkan Manusia di Jakarta, belum lama ini.

Nila mengimbau jemaah calon haji menerapkan perilaku hidup bersih dengan membiasakan mencuci tangan.

Advertisement

Nila mengimbau jemaah calon haji menerapkan perilaku hidup bersih dengan membiasakan mencuci tangan.

“Saya ingin sekali, manasik jangan hanya diajarkan proses melaksanakan ibadah haji tetapi juga kebersihan. Termasuk pemberitahuan soal Mers,” imbau dia.

MERS – CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan. Gejala MERS CoV antara lain batuk, demam, dan sesak napas.

Advertisement

Sementara, Kementerian Kesehatan merilis sampai Agustus 2015 tercatat 30 kasus MERS CoV  positif di Korea Selatan, dua pasien di antaranya meninggal dunia.

Di seluruh dunia, saat ini, ada 1.161 kasus MERS CoV (di lebih dari 20 negara), sebagian besar di Arab Saudi dan negara Timur Tengah lainnya. Di Asia ada di Korea Selatan, Tiongkok, dan Malaysia.

Dari kasus sebanyak itu, terungkap bahwa 436 di antaranya meninggal dunia.

Advertisement

Lebih lanjut, Menkes minta dukungan semua pihak untuk terus-menerus menyosialisasikan dan menyampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat informasi tentang MERS CoV .

Ia menekankan, kapasitas nasional dalam merepons MERS CoV tidak hanya di pintu masuk negara melalui bandar udara, pelabuhan dan pos lintas batas darat negara, tetapi juga kemampuan rumah sakit untuk menangani MERS CoV.

Di samping itu kemampuan laboratorium untuk melakukan pemeriksaan konfirmasi yang cepat juga diperhatikan, agar pasien yang diduga (suspect), dapat dipastikan diagnosa dan dilakukan tindakan tepat.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif