News
Kamis, 5 Juni 2014 - 17:40 WIB

WABAH MERS : Kurang Becus Tangani Mers, Wakil Menteri Kesehatan Arab Saudi Dipecat

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) (JIBI/Reuters)

Solopos.com, RIYADH — Arab Saudi telah memecat Wakil Menteri Kesehatan, Ziad Memish, yang telah dikritik oleh beberapa ilmuwan internasional atas ketidakmampuannya menangani wabah virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang mematikan.
Ziad Memish adalah pemeran kunci utama dalam upaya Arab Saudi untuk mencegah penyebaran virus yang telah menginfeksi 575 dan telah menewaskan sekitar 190 orang di negeri padang pasir itu.
“Menteri Kesehatan Arab Saudi, Adel Fakieh telah mengeluarkan keputusan untuk mempulangkan wakil menteri kesehatan, dokter Ziad Memish,” kata sebuah pernyataan yang dimuat di situs Kementerian Kesehatan Arab Saudi seperti dilansir Kantor Berita Reuters, Kamis  (5/6/2014).
Memish adalah pejabat senior kementerian kesehatan kedua Arab Saudi yang dicopot dari jabatannya dalam enam pekan terakhir. Sebelumnya, Menteri Kesehatan Arab Saudi, Abdullah al-Rabeeah, juga dipecat ketika tingkat infeksi MERS meningkat pesat pada petengahan April lalu.
Memish dikritik oleh beberapa ilmuwan internasional. Bulan lalu, dia mengatakan dia terkejut atas kritik yang ditujukan kepada Arab Saudi dalam menanggapi flu Arab itu. Saat dimintai konfirmasi atas pemecatannya, Memish mengunci rapat mulutnya, tidak memberikan tanggapan sama sekali.
David Heymann, seorang profesor epidemiologi penyakit menular yang juga Ketua Kesehatan Masyarakat Inggris telah sering mengkritik penanganan wabah tersebut. “Nomor satu, Arab Saudi perlu memastikan setiap rumah sakit memiliki praktik pengendalian infeksi yang tepat, kedua, mereka perlu melakukan studi kasus terhadap faktor- faktor yang dapat menimbulkan orang terinfeksi,” katanya beberapa waktu yang lalu.
Ditanya apakah ia berpikir dengan pemecatan Memish itu akan memberikan efek positif terhadap wabah itu. “Saya tidak tahu itu, tapi saya harap solusi yang ada dilakukan dengan proses yang lebih cepat,” ujarnya.
Virus yang menyebabkan batuk, demam dan radang paru-paru terkadang dapat berakibat fatal itu juga dijumpai di beberapa negara selain Arab Saudi, seperti negara di Eropa, Asia, dan Amerika Serikat.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif