News
Sabtu, 13 September 2014 - 12:15 WIB

WABAH EBOLA: Tentara Liberia akan Dilatih Tangani Ebola

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Penanganan Ebola (Dok/JIBI/Solopos/Reuters)

Solopos.com, FREETOWN – Amerika Serikat (AS) menyatakan akan melatih tentara Liberia untuk membantu operasi karantina dalam penanganan wabah ebola yang menyebar di sejumlah negara kawasa Afrika Barat.

Penyebaran wabah ebola di Afrika Barat telah menewaskan lebih dari 2.400 orang di Afrika Barat dan lebih dari setengahnya merupakan warga negara Liberia.

Advertisement

Sejumlah pejabat Liberia mengatakan ebola merupakan ancaman terbesar keamanan nasional sejak perang saudara 1989-2003.

Sementara itu pemerintah AS sebelumnya berjanji memberikan bantuan senilai US$100 juta dengan menyediakan peralatan pelindung bagi pekerja kesehatan, makanan, air, dan peralatan medis.

“Kami berkomitmen untuk membantu Liberia sampai berakhirnya bencana ini dan juga dampak-dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat wabah Ebola,” kata Duta Besar Amerika Serikat untuk Liberia Deborah Malac, dilansir Reuters, Sabtu (13/9/2104).

Advertisement

Tawaran bantuan pelatihan tentara muncul setelah sejumlah anggota pasukan keamanan Liberia menembaki kerumunan demonstran yang memprotes kebijakan karantina dari pemerintah di ibu kota. Seorang pemuda 15 tahun tewas karena tembakan itu.

“Kami akan melatih kepolisian nasional Liberia dan juga pasukan bersenjata mengenai bagaimana seharusnya mereka membantu operasi karantina dan cana mengamankan rumah sakit,” kata Malac.

Jumlah kematian akibat wabah Ebola semakin meningkat pada pekan lalu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa setidaknya 500 pakar asing dibutuhkan.

Advertisement

Organisasi Dokter Tanpa Batas (MSF) juga mendesak negara-negara maju untuk mengirim tim medis militer ke Afrika Barat untuk memperbaiki sistem layanan kesehatan yang kewalahan oleh banyaknya korban.

Washington berjanji akan membangun rumah sakit senilai US$22 juta di Liberia. Pentagon mengatakan bahwa rumah sakit dengan 25 kamar itu akan dibangun oleh pasukan militer Amerika Serikat dan akan diserahkan kepada pemerintah Liberia.

Prancis juga membantu dengan mengirim 20 pakar bencana biologis ke Guinea, sementara Inggris akan membangun dan mengoperasikan rumah sakit 65 kamar di Sierra Leone.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif