News
Sabtu, 13 Maret 2021 - 02:00 WIB

Viral Video Gunung Emas di Kongo, Beneran Ada?

Newswire  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi warga Kongo saat menambang emas (Detik.com/AFP)

Solopos.com, JAKARTA -- Sebuah video mengenai adanya gunung emas di Republik Demokratik Kongo baru saja menghebohkan publik setelah viral di media sosial.

Dalam video yang tersebar, terlihat banyak penduduk desa di provinsi Kivu Selatan, Kongo, beramai-ramai menggunakan sekop, alat-alat lainnya bahkan menggunakan tangan kosong untuk mencari emas.

Advertisement

Seperti dilansir Reuters dan Hindustan Times, Jumat (12/3/2021) video lainnya menunjukkan penduduk Kongo membersihkan tanah yang menempel pada emas dan mengumpulkannya di wadah lain.

"Sebuah video dari Republik Kongo mendokumentasikan kejutan terbesar bagi beberapa penduduk desa di negara ini. Ketika seluruh gunung yang dipenuhi dengan emas ditemukan! Mereka menggali tanah untuk menemukan emas dan membawanya ke rumah mereka. Untuk membersihkan kotoran dan mengekstraksi emasnya," kata Ahmad Algohbary, seorang jurnalis lepas yang membagikan video viral itu di Twitter dilansir Detik.com.

Advertisement

"Sebuah video dari Republik Kongo mendokumentasikan kejutan terbesar bagi beberapa penduduk desa di negara ini. Ketika seluruh gunung yang dipenuhi dengan emas ditemukan! Mereka menggali tanah untuk menemukan emas dan membawanya ke rumah mereka. Untuk membersihkan kotoran dan mengekstraksi emasnya," kata Ahmad Algohbary, seorang jurnalis lepas yang membagikan video viral itu di Twitter dilansir Detik.com.

Baca jugaOtoritas Korea Selatan Larang Ekspor Senjata ke Myanmar

Akibat viralnya video itu, Pemerintah Kongo kemudian mengumumkan larangan aktivitas penambangan emas. Setelah terjadinya demam emas di provinsi Kivu Selatan yang menarik ribuan penggali ke lokasi tersebut.

Advertisement

Muhigirwa mengatakan penghentian sementara kegiatan penambangan emas di Kongo akan memungkinkan pihak berwenang untuk mengidentifikasi penambang artisanal. Serta memastikan mereka terdaftar dengan benar di regulator pertambangan.

"Kehadiran FARDC di lokasi tambang - dilarang di bawah kode penambangan Kongo - berkontribusi pada 'kekacauan' di Luhihi. Ketertiban harus ditegakkan kembali dalam kegiatan pertambangan di Luhihi. Tidak hanya untuk melindungi kehidupan. Tetapi juga untuk memastikan pencarian emas yang diproduksi sesuai dengan hukum Kongo," demikian keputusan yang dikeluarkan Menteri Pertambangan.

Baca jugaSejarah Hari Ini: 12 Maret 2014, Ledakan Gas East Harlem

Advertisement

Penambangan Dihentikan

Kelompok Ahli PBB mengatakan provinsi Kivu Utara, Kivu Selatan dan Ituri, Kongo melaporkan produksi resmi lebih dari 60 kg emas artisanal pada 2019. Tapi kenyataannya mengekspor lebih dari 70 kg, menunjukkan produksi yang tidak dilaporkan secara besar-besaran.

Pada Senin (8/3) pemerintah menghentikan semua kegiatan penambangan di dalam dan sekitar desa. Para penambang, pedagang, dan anggota angkatan bersenjata Republik Kongo (FARDC) diminta untuk meninggalkan lokasi tambang emas sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.

Penambangan subsisten - mengekstraksi mineral dengan peralatan yang belum sempurna - adalah hal yang umum di seluruh Republik Demokratik Kongo. Penambangan emas "artisanal" tersebar luas di bagian timur dan timur laut Kongp penghasil emas itu.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif