News
Jumat, 20 November 2015 - 20:30 WIB

UTANG LUAR NEGERI : Rasio Utang Indonesia Hampir Sentuh Level Waspada, BI Bilang Tenang

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi proyek pembangunan jalan tol. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Utang luar negeri Indonesia sudah mencapai 34,9% dari produk domestik bruto (PDB).

Solopos.com, JAKARTA — Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia akhir kuartal III/2015 telah mencapai US$302,4 miliar. Namun Bank Indonesia (BI) mengklaim angka tersebut masih tergolong aman.

Advertisement

Direktur Eksekutif? Kepala Departemen Statistik BI, Hendy Sulistiowati, mengatakan terdapat sejumlah indikator yang memperlihatkan posisi ULN Indonesia saat ini masih bisa dikatakan aman.

Pertama, indikator ULN jangka pendek dari total ULN mengalami perbaikan dibanding kuartal sebelumnya. Posisi ULN jangka pendek pada kuartal III/2015 tercatat 18,6%, atau menurun dibandingkan kuartal II/2015 yang sebesar 18,7%.

Advertisement

Pertama, indikator ULN jangka pendek dari total ULN mengalami perbaikan dibanding kuartal sebelumnya. Posisi ULN jangka pendek pada kuartal III/2015 tercatat 18,6%, atau menurun dibandingkan kuartal II/2015 yang sebesar 18,7%.

“Posisi ULN jangka pendek pada kuartal III/2015 tercatat 18,6% ini berada di bawah batas aman atau threshold yang sebesar 18,9%. Yang dianggap bahaya kalau melampaui 18,9%. Ini nilainya turun, artinya membaik,” ujarnya dalam acara BI bareng Media (BBM) di Gedung BI, Jumat (20/11/2015).

Indikator kedua yakni melihat posisi ULN terhadap penerimaan transaksi berjalan yang meningkat, seiring dengan turunnya penerimaan transaksi berjalan. Kendati demikian, indikator tersebut masih jauh dari threshold waspada.

Advertisement

Indikator ketiga yakni posisi ULN terhadap produk domestik bruto yang meningkat tipis seiring tingginya kebutuhan untuk external financing. Pada kuartal III/2015, posisi ULN terhadap PDB sebesar 34,9%, meningkat dari kuartal II/2015 yang sebesar 34,5%. Namun, indikator tersebut masih jauh di bawah threshold waspada yang di level 51,1%.

“ULN terhadap PDB itu batasnya 51,1%. Sekarang kita masih 34,9%. Jadi enggak apa-apa dan tidak berbahaya, sepanjang masih di bawah threshold. Selama pembiayaan dalam negeri belum cukup, maka masih perlu dana dari luar?,” katanya.

Indikator yang terakhir yakni posisi ULN jangka pendek terhadap cadangan devisa atau cadev yang menurun namun masih di atas thresshold waspada. ULN jangka pendek pada kuartal III/2015 terhadap cadev sebesar 181,1% mengalami penurunan dari 190%.

Advertisement

“Cadev [cadangan devisa] terhadap ULN jangka pendek batasnya 150%, kita di 181%. Kalau di bawah batas waspada yang 150% itu yang memburuk. Ini karena cadev kita turun cukup banyak dari kuartal II ke kuartal III/2015. Makanya rasio turun karena cadev turun,” tutur Hendy.

Dia menegaskan kondisi ULN saat ini terbilang masih dalam keadaan aman. Pasalnya, posisi ULN terhadap sejumlah indikator berada masih di bawah threshold.

“Kita lihat masih di bawah treshold. Kalau melampaui, baru kita tidak aman. Ini menunjukan kondisi kita di mana. Tapi toh enggak ada perusahaan yang di-hold, selalu bayar. Kalau financing karena ada yang ekspansi dan pembiayaan baru,” terang Hendy.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif