News
Selasa, 5 April 2022 - 21:15 WIB

UT Surakarta Ajak Mahasiswa Bijak Sikapi Informasi Di Era Digital

Bayu Jatmiko Adi  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Direktur Solopos Media Grup Arif Budisusilo menyampaikan materi dalam kuliah umum Universitas Terbuka, Selasa (5/4/2022).

Solopos.com, SOLO–Mahasiswa Universitas Terbuka (UT) didorong untuk menjadi pribadi yang bijak dalam menerima dan menyampaikan informasi.

Baca Juga: Menengok Teknologi Universitas Terbuka, Paling Siap PJJ

Advertisement

Melalui kuliah umum yang digelar pada Selasa (5/4/2022) dengan tema Tantangan Generasi Milenial dalam Menghadapi Banjir Informasi dalam Era Digital, diharapkan bisa memberikan wawasan kepada mahasiswa terkait informasi di era digital ini.

Direktur Universitas Terbuka Surakarta, Yulia Budiwati, mengatakan kuliah umum merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan di UT. Jika pada perkuliahan regular lebih pada penyampaian materi standar, kuliah umum lebih ditujukan untuk memberikan pendalaman wawasan kepada para mahasiswa.

Advertisement

Direktur Universitas Terbuka Surakarta, Yulia Budiwati, mengatakan kuliah umum merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan di UT. Jika pada perkuliahan regular lebih pada penyampaian materi standar, kuliah umum lebih ditujukan untuk memberikan pendalaman wawasan kepada para mahasiswa.

“Sehingga pada kuliah umum ini yang kami libatkan selain akademisi juga praktisi, sehingga mahasiswa tidak hanya tahu teori konsep. Tapi juga wawasan yang luas,” jelas dia, Selasa.

Tema yang diambil dalam kuliah umum tersebut menurutnya disesuaikan dengan kondisi saat ini. Di mana di tengah era digital ini, terkadang masyarakat justru dibingungkan dengan informasi yang banyak tersebar. Terlebih informasi yang beredar itu tidak dikatahui kualitas dan kebenarannya.

Advertisement

“Kalau dipercaya masyarakat, kemudian tidak pandai bersikap, bagaimana? Jadi mahasiswa diharapkan boleh hanya sebagai follower, atau sharing first. Lebih bijak menyikapi informasi yang didapatkan,” kata dia.

Baca Juga: Perjalanan Universitas Terbuka, dari Bahan Cetak hingga Full Digital

Sebagai pembicara dalam kuliah umum tersebut adalah Presiden Direktur Solopos Media Group (SMG), Arif Budisusilo. Arif berbicara panjang lebar mengenai kondisi dunia informasi di era saat ini. Dimana jika masyarakat tidak bijak, akan mudah terjebak oleh kemunculan informasi yang belum tentu benar.

Advertisement

Pada intinya masyarakat saat ini harus pandai dalam menyikapi informasi yang beredar. Jangan mudah percaya, harus melakukan verifikasi dan cek fakta. Terlebih ketika berniat untuk menyebarkan ulang berita tersebut kepada orang lain.

Dia mencontohkan kasus Ratna Sarumpaet beberapa tahun lalu yang sempat menggegerkan publik. Sebab menurutnya dalam kasus tersebut merupakan sebuah tragedi besar di industri berita di Indonesia.

Seperti diketahui, saat itu tiba-tiba muncul berita tentang Ratna yang mukanya lebam karena dianiaya oleh lawan politiknya. Sementara belum ada yang memastikan Ratna dianiaya. Informasi itu awalnya muncul dari akun media sosial salah satu tim sukses. Kemudian malam harinya ada pers conference yang membela ibu itu bahwa dia dianiaya oleh lawan politik.

Advertisement

Setelah dilakukan cek, ternyata Ratna baru saja melakukan perawatan wajah. Untuk itu dia menekankan beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menyebarkan berita yang didapatkan. Pertama adalah mempertimbangkan dampak yang mungkin muncul jika berita itu tersebar.

Baca Juga: Lulusan Universitas Terbuka Jadi Penyumbang CPNS Terbanyak

“Konsekuensi dari informasi yang kita sampaikan itu apa? Jangan-jangan membuat kerusuhan,” kata dia. Kemudian sebelum menceritakan lagi informasi ke orang lain, sebaiknya dipastikan lagi apakah informasi itu benar.

Sikap skeptis dibutuhkan, sehingga tidak mudah percaya sebelum mengetahui kepastian atau kebenaran informasi tersebut. Selanjutnya tentu saja melakukan verifikasi atau cek fakta. Menurut dia, sikap responsif untuk memastikan kebenaran berita itu lebih baik dari pada mendahulukan sikap reaktif terhadap informasi itu.

“Jadi jangan komentar dulu sebelum berpikir atau sebelum melakukan verifikasi. Saring dulu sebelum sharing.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif