News
Jumat, 21 Oktober 2011 - 11:41 WIB

Usulan pahlawan nasional mengerucut jadi 12 nama

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Buya Hamka (id.wikipedia.org)

Buya Hamka (id.wikipedia.org)

Jakarta (Solopos.com) – Usulan calon penyandang gelar pahlawan nasional terus mengerucut dari 22 nama menjadi 12 nama yang dianggap sudah melengkapi persyaratan. “Sudah mengerucut dari 22 menjadi 12 nama, tiga di-pendingdan tujuh belum lengkap,” kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Jakarta, Jumat (21/10/2011).

Advertisement

Salim mengatakan, nama yang sudah mengerucut itu, termasuk yang belum lengkap, semuanya punya hak untuk diajukan dua kali kalau ada penambahan data. Sebelumnya, Kementerian Sosial sudah menerima 22 nama diusulkan sebagai pahlawan nasional, usulan tersebut akan melewati sejumlah tahap proses seleksi oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.

Sejumlah nama yang diusulkan diantaranya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal Buya Hamka, ulama besar dari Sumatera Barat serta sastrawan. Selain Buya Hamka, tokoh nasional yang diusulkan menyandang gelar Pahlawan Nasional adalah Syafruddin Prawiranegara dikenal sebagai Kepala Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.

Pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan pemerintah kepada seorang Warga Negara Indonesia yang semasa hidupnya melakukan tindak kepahlawanan dan berjasa luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara. Gelar pahlawan nasional akan diumumkan pada Hari Pahlawan setiap 10 November.

Advertisement

Nama-nama yang diusulkan merupakan usul tertulis dari masyarakat secara berjenjang kepada bupati/walikota yang meneruskan ke gubernur melalui dinas sosial setempat hingga ke Kementerian Sosial. Mensos menjelaskan, dari 149 pahlawan nasional, hanya 40 di antaranya yang berjasa di medan perang sedangkan selebihnya berjasa di bidang politik dan pendidikan. “Mereka yang menyandang gelar pahlawan nasional tidak hanya yang berjasa di medan perang tapi juga di bidang lain dan gaungnya dan manfaatnya dirasakan secara nasional,” tambah Mensos.

JIBI/SOLOPOS/Ant

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif