News
Senin, 6 Juni 2022 - 12:36 WIB

Upanat Barabudur, Sandal Khusus Syarat Naik ke Candi Borobudur

Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Upanat Barabudur sandal khusus sebagai syarat naik ke Candi Borobudur. (Kemendikbud.go.id)

Solopos.com, JAKARTA—Berbagai cara dilakukan untuk melestarikan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, salah satunya memakai sandal khusus bernama Upanat Barabudur.

Wisatawan bakal diwajibkan memakai sandal khusus ini sebagai upaya pelestarian untuk meminimalisir terjadinya keausan batu di Candi Borobudur.

Advertisement

Melansir dari situs resmi Kemendikbudristek, Senin (6/6/2022), pemilihan kata “upanat” yang memiliki arti “alas kaki” merupakan aktualisasi dari Relief Karmawibhangga panel 150 pada Candi Borobudur.

Balai Konservasi Borobudur sebagai unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan kajian khusus dan uji coba terhadap penggunaan Upanat Barabudur di Candi Borobudur.

Advertisement

Balai Konservasi Borobudur sebagai unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan kajian khusus dan uji coba terhadap penggunaan Upanat Barabudur di Candi Borobudur.

Baca Juga: Pembedaan Harga Tiket Kunci Atur Jumlah Pengunjung Candi Borobudur

Pengkaji Pelestari Balai Konservasi Borobudur, Brahmantara, melakukan sebuah kajian mengenai sandal khusus yang bertujuan mendapatkan prototipe alas kaki (sandal) yang memenuhi kriteria durability, ergonomi, dan keselarasan visual (DEKS). Selain itu sebagai upaya meningkatkan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) lokal Borobudur.

Advertisement

“Awalnya kita mendesain beberapa bentuk. Setelah melalui beberapa literasi bentuk, ternyata ada relief di Candi Borobudur, tepatnya Relief Karmawibhangga nomor 150  tentang alas kaki itu. Maka bentuk sandal ini sama dengan bentuk di panel 150 dan disebut sebagai upanat yang berarti alas kaki,” ujar Brahmantara.

Baca Juga: Candi Borobudur Alami Pelapukan, Satu Alasan Tarif Dinaikkan Rp750.000

Upanat Barabudur merupakan alas kaki yang terbuat dari anyaman daun pandan. Dari hasil kajian Brahmantara, disimpulkan penggunaan sandal khusus untuk naik ke Candi Borobudur dapat berpengaruh pada upaya mencegah peningkatan tingkat keausan batu candi khususnya pada bagian batu tangga dan batu lantai.

Advertisement

Dari hasil uji gesekan diketahui bahwa jenis material bahan spon ati dengan tingkat kekerasan yang lebih rendah dibandingkan jenis spon batu, mempunyai dampak keausan yang rendah.

Brahmantara menuturkan, uji coba sandal Upanat Barabudur sudah dilakukan beberapa kali selama proses penelitian dan lokakarya (workshop). Uji coba terakhir dilakukan bersamaan dengan uji coba Travel Pattern rencana pembukaan untuk naik ke Candi Borobudur.

Baca Juga: Pembedaan Harga Tiket Kunci Atur Jumlah Pengunjung Candi Borobudur

Advertisement

 

Travel Pattern

Travel Pattern merupakan pembuatan jalur-jalur kunjungan ke Candi Borobudur dan potensi wisata di sekitarnya. Travel Pattern dibuat dengan tujuan agar kunjungan masyarakat ke Candi Borobudur bisa lebih terarah dan tematik, misalnya mengenai cerita kehidupan maritim atau cerita flora dari relief Candi Borobudur.

Saat uji coba Travel Pattern dilakukan pada akhir Januari 2022, dilakukan juga uji coba penggunaan sandal Upanat Barabudur. Penggantian alas kaki dilakukan di depan pintu gerbang zona satu (gerbang timur) Candi Borobudur untuk mengurangi dampak keausan batu candi akibat gesekan alas kaki pengunjung.

“Untuk hasil uji coba beberapa kali, setelah penyesuaian dimensi, jarak tali, dan lain-lain, uji coba terakhir kemarin hampir semua pengunjung merasakan nyaman dan enak digunakan,” kata Brahmantara.

Baca Juga: Harga Tiket Rp750.000 untuk Naik Candi Borobudur, Kawasan Rp50.000

Dilihat dari perspektif nilai histori dan filosofi, penggunaan alas kaki khusus Upanat Barabudur tidak hanya bermanfaat dalam upaya meminimalisir keausan, namun juga dapat digunakan sebagai media edukasi pelestarian kepada pengunjung.

Selain itu, sandal ini juga merupakan program pelestarian berbasis pemberdayaan masyarakat yang dibuat oleh pengrajin di kawasan Candi Borobudur.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif