News
Senin, 19 Juli 2021 - 18:30 WIB

UNS Kembangkan Nasal Cannula untuk Pasien Covid-19

Akhmad Ludiyanto  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nasal cannula. (japractice.co.uk)

Solopos.com, SOLO — Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tengah mengembangkan nasal cannula atau selang alat bantu pernapasan pada lubang hidung. Alat tersebut rencananya untuk menyuplai kebutuhan, utamanya di Rumah Sakit UNS dalam penanganan pasien Covid-19.

Ketua tim produksi, Ubaidillah mengatakan saat ini proses pembuatan nasal cannula masih pada pengembangan di Loka Pengembangan Fasilitas Kesehatan (LPFK).

Advertisement

“Sekarang masih di LPFK menuju ke BPFK [Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan,” ujar Ubaidillah kepada Solopos.com, Minggu (18/7/2021).

Baca juga: Dua Prodi UNS Buka Kelas Internasional, Ini Keunggulannya

Advertisement

Baca juga: Dua Prodi UNS Buka Kelas Internasional, Ini Keunggulannya

Ubaidillah mengatakan rumah sakit saat ini mengalami kelebihan kapasitas ruangan akibat meningkatnya jumlah pasien Covid-19 yang dirawat.

Akibatnya terjadi kekurangan stok nasal cannula yang merupakan komponen High Flow Nasal Cannula (HFNC).

Advertisement

“Penanganan pasien tidak lancar karena ketersediaan alat terapi tidak sebanding dengan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat. HFNC ini memerlukan komponen nasal cannula tipe aliran tinggi yang terpasang di hidung pasien,” ujar Ubaidillah.

Baca juga: Oksigen Bantuan dari Shopee Didistribusikan ke 16 RS di Solo

Sedangkan dalam penanganan pasien Covid-19, HFNC digunakan sebagai alat untuk mengirimkan oksigen tambahan atau meningkatkan aliran udara dengan ukuran tertentu.

Advertisement

Sementara itu, dengan pengembangan alat ini hingga pada produksi nanti diharapkan dapat menjawab keterbatasan jumlah nasal cannula. “Yang jelas untuk sampai ke produksi prosesnya masih panjang karena karena ada proses-proses uji yang harus dilewati,” imbuhnya.

Perangkat ini bukan hanya untuk pasien Covid-19. Tetapi dapat digunakan untuk pasien yang mempunyai diagnosis penyakit paru obstruktif kronik. Juga Restrictive Thoracic Diseases (RTD), Obesity Hypoventilation Syndrome 5. Lalu deformitas dinding dada, penyakit neuromuskular, dan Decompensated Obstructive Sleep Apnea.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif