News
Sabtu, 15 Agustus 2020 - 21:00 WIB

Unjuk Rasa Antipemerintah Digelar di Korsel Saat Pendemi Corona

Newswire  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kerumunan demonstran antipemerintah berunjuk rasa di jalanan Seoul (Detik.com/AP)

Solopos.com, SEOUL — Ribuan demonstran antipemerintah menggelar aksi unjuk rasa di jalanan Seoul, Korea Selatan (Korsel). Mereka mengabaikan peringatan Corono

Pemerintah setempat sudah memberi peringatan agar warga tetap berada di rumah saat terjadi lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir.

Advertisement

Seperti dilansir Associated Press (AP), Sabtu (15/8/2020), para demonstran tetap menggelar aksi unjuk rasa di tengah hujan yang mengguyur. Kebanyakan tampak membawa serta payung dan jas hujan dalam aksinya.

Ngeri! Uang Koin Tersangkut di Tenggorokan Balita di China

Advertisement

Ngeri! Uang Koin Tersangkut di Tenggorokan Balita di China

Otoritas Seoul sebelumnya berupaya melarang unjuk rasa yang direncanakan oleh para aktivis konservatif dan kelompok warga Nasrani itu. Karena digelar saat hari libur nasional peringatan 75 tahun pembebasan Korea dari penjajahan Jepang pada akhir Perang Dunia II.

Namun putusan pengadilan setempat mengizinkan unjuk rasa untuk digelar, dengan mendasarkan pada kebebasan sipil. Ini setelah para demonstran menggugat larangan menggelar pertemuan besar yang diberlakukan otoritas Seoul di tengah pandemi Corona.

Advertisement

Survei BPS: Warga Kabupaten di Soloraya Ini Paling Ngeyel Ogah Pakai Masker

Pemilu Sarat Korupsi

Menurut para demonstran saat unjuk rasa, kebijakan-kebijakan Presiden Moon telah gagal. Dia juga dituduh tunduk pada Korea Utara (Korut) dan menggelar pemilu sarat korupsi.

Sejumlah kalangan konservatif Korsel bersikeras. Bahwa pemilu parlemen pada April lalu yang dimenangkan Partai Demokratik Korea, yang dipimpin Presiden Moon, sarat kecurangan. Sebagian besar pengamat politik melihat tuduhan semacam itu sebagai teoris konspirasi palsu belaka.

Advertisement

Beberapa demonstran dilaporkan berasal sebuah gereja di Seoul bagian utara yang ditutup karena menjadi sumber penularan dari puluhan kasus Corona. Otoritas kesehatan setempat berencana mengisolasi dan memeriksa sekitar 4.000 jemaat gereja tersebut.

Kronologi Pria Bawa Parang Nekat Masuk ke Polres Jember

Gereja itu dilaporkan dipimpin oleh seorang pendeta ultra-konservatif bernama Jun Kwang-hun, yang merupakan pengkritik keras Presiden Moon.

Advertisement

Unjuk rasa ini digelar saat pemerintah Korsel mengumumkan penerapan pembatasan sosial lebih ketat. Yang diterapkan di wilayah Seoul dan sekitarnya, usai terjadi lonjakan kasus Corona.

Pada Sabtu (15/8) waktu setempat, otoritas Korsel melaporkan 166 kasus Corona dalam sehari, yang tercatat sebagai tambahan kasus harian tertinggi dalam lima bulan terakhir.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif