News
Minggu, 8 Mei 2011 - 11:15 WIB

UIN selenggarakan pelatihan wirausaha bersama JK

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jusuf Kalla

Jusuf Kalla

Sleman (Solopos.com)–Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta akan menyelenggarakan “Family Gathering and Lecture Series with Jusuf Kalla”, dalam upaya mewujudkan wirausahawan yang tangguh dan berdaya saing global di kalangan mahasiswa.

Advertisement

“Kegiatan yang digelar ‘Center for Enterpreneurship Studies (Cendi) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengusung tema ‘Mengembangkan jiwa kewirausahaan untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan di Indonesia’,” kata Humas UIN Sunan Kalijaga, Maharani, di Yogyakarta, Minggu (8/5/2011).

Menurut Maharani, kegiatan itu akan diselenggarakan pada Sabtu, 14 Mei 2011 dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

“Jumlah peserta terbatas untuk 250 orang, dan hanya berlaku bagi mahasiswa maupun alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” tambahnya.

Advertisement

Maharani mengemukakan pada acara ‘Family Gathering’ ini secara eksklusif juga akan menghadirkan praktisi dari Bank Mandiri yang akan menjelaskan bagaimana merancang ‘business plan’ yang menarik.

“Selain itu juga akan dilakukan sosialisasi peluang-peluang menjadi wirausaha muda mandiri, baik pada skala lokal maupun nasional,” imbuh dia.

Maharani mengemukakan latar belakang diselenggarakannya kegiatan ini adalah karena ada perubahan yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia pada abad 21 akibat globalisasi.

Advertisement

“Globalisasi menuntut adanya perubahan di dalam diri dan pribadi manusia itu sendiri, bagaimana dia memandang dunia sebagai tempat kehidupan yang senantiasa berubah,” jelasnya.

Maharani menyatakan globalisasi mendorong organisasi atau lembaga-lembaga masyarakat, bahkan lembaga negara untuk meninjau kembali paradigma-paradigmanya.

“Demikian pula globalisasi telah memacu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara timbal balik. Semua ini berarti bahwa ilmu pengetahuan termasuk ilmu pendidikan perlu meninjau kembali paradigma-paradigma yang mendasarinya,” lanjutnya.

(Antara/nad)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif