News
Senin, 15 Desember 2014 - 23:20 WIB

UGM Terjunkan Tim Relawan Banjarnegara

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah petugas mengevakuasi jenazah korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (14/12/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Idhad Zakaria)

Harianjogja.com, SLEMAN- Universitas Gadjah Mada akan menerjunkan relawan mahasiswa, dosen, serta dokter yang tergabung dalam Tim Disaster Emergency Respons Unit ke Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara.

“Tim yang terdiri atas 28 orang dari komponen mahasiswa, dosen serta dokter akan kami berangkat serempak besok [Selasa, 16/12],” kata Kepala Bagian Pelayanan Masyarakat LPPM UGM, Novi Siti Kussuji indrastuti di Yogyakarta, Senin (15/12/2014).

Advertisement

Menurut dia, tim relawan diterjunkan dengan menindaklanjuti informasi dari Tim Assesement yang telah lebih dahulu diterjunkan pada Sabtu (13/12/2014) untuk mendata berbagai kebutuhan korban longsor.

Menurut dia, sesuai dari hasil pemantauan oleh Tim Assesement sebelumnya, dipetakan kebutuhan untuk tenaga medis dari Fakultas Kedokteran 40%, Psikologi 40%, dan 20% untuk kebutuhan tenaga lainnya.

“Berdasarkan pemantauan tim assesement memang dari enam posko kesehatan di sana kekurangan tenaga medis, sementara logistik obat-obatan dan alat kesehatan sudah mencukupi,” kata dia.

Advertisement

Selain personel dari kedokteran umum, menurut dia, juga akan diberangkatkan personel dari kedokteran hewan untuk melakukan pengobatan atau terapi pemulihan bagi hewan ternak milik warga yang mengalami stres, luka atau kritis.

“Berdasarkan informasi dari Dinas Peternakan setempat memang dibutuhkan dokter hewan, sehingga kami akan memberangkatkan relwan dari Fakultas Kedokteran Hewan,” kata dia.

Personel psikolog juga secara khusus diberangkatkan untuk melakukan terapi “trauma healing” kepada korban longsor. Sesuai informasi, kata dia, banyak warga yang kehilangan bahkan masih masih mencari keluarganya sehingga kondisi psikologinya cenderung tertekan.

Advertisement

“Bahkan ada yang sampai kehilangan 12 anggota keluarga secara bersamaan, sehingga tentu mengalami tekanan batin cukup berat,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif