News
Rabu, 19 Desember 2012 - 16:06 WIB

UGM Tawarkan "Jalan Bulaksumur" untuk Kebijakan Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Rochimawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Memperingati Dies Natalis ke-63, UGM menawarkan rumusan usulan kebijakan yang terangkum dalam ‘Jalan Bulaksumur’.

Rektor UGM Pratikno menjelaskan persoalan atas bangsa ini beragam. Diperkirakan permasalahan akan terus bertambah pada pemilihan umum (pemilu) 2014 mendatang.

Advertisement

UGM, kata dia, berencana menawarkan solusi menyelesaikan krisis pangan, energi dan obat-obatan yang dialami bangsa ini dan termaktub dalam ‘Jalan Bulaksumur’.

“Aneka solusi ini akan kami tawarkan pada calon presiden mendatang. Kemudian kami ingin mengetahui respon dan tanggapan mereka. Tawaran ini semacam kontrak sosial politik,” ujar dia saat ditemui seusai upacara Dies Natalis ke-63 UGM di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Rabu (19/12/2012).

Penawaran ini juga merupakan salah satu respone UGM atas perilaku pemimpin dewasa ini. Yakni menempatkan presiden memiliki kekuasaan yang lebih besar dan tidak ada pihak pengontrol mengenai program yang telah dilakukan. Selain memberi masukan, ia menuturkan rumusan tersebut juga dapat membawa bangsa menjadi lebih mandiri.

Advertisement

“Jangan sampai kita memiliki kemajuan maupun pertumbuhan yang tinggi tetapi kedaulatan atas pangan, energi, obat dll tidak kita pegang sendiri,” urai dia. Penekanan jati diri ini tidak hanya menjadi rekomendasi UGM untuk bangsa. Namun juga perlu diterapkan didalam tubuh kampus ini sendiri.

Sebagai contoh, UGM memberikan penekanan pada salah satu program pascasarjana yakni Magister Manajemen untuk mempertahankan ekonomi kerakyatan, bukannya perusahaan global yang besar.

“Kita harus menekankan bagaimana membantu UMKM kita menjadi besar dan menasional. Bukannya justru mengembangna perusahaan multinasional supaya buka cabang di negara-negara lain. Misalnya bagaimana cara kita membesarkan tukang bakso,” tegas Pratikno.

Advertisement

Perilaku ini diharapkan dapat diberikan kepada mahasiswa baik saat diskusi maupun memberikan studi kasus. Kebiasaan mengenal potensi daerah ini diyakininya akan membantu generasi muda mencintai produk lokal dan berinisiatif mengembangkan perusahaan setempat daripada membesarkan perusahaan multinasional.

Jangan sampai, imbuhnya, UGM hanya bangga masuk menjadi kampus berperingkat tinggi dan prestasi memadai tetapi tidak sanggup membangun negeri sendiri.

Dosen Fisipol UGM, Bambang Purwanto menjelaskan Jogja dan UGM mewarisi pusaka kearifan dan kecerdasan budaya, kecanggihan teknologi informasi sekaligus kebhinnekaan untuk kesejahteraan bangsa.

“Hasilnya, Indonesia tetap menjadi bangsa yang bertanggungjawab menentukan masa depan dan ikut serta dalam proses sejarah peradaban dunia,” pupusnya.

Advertisement
Kata Kunci : Pendidikan UGM
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif