Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Pasukan President Bashar al-Assad selama ini sudah menggunakan kekuatan udara dan serangan meriam untuk menghantam para pemberontak selama konflik berdarah yang sudah berlangsung selama 19 bulan. Konflik ini makin mengkhawatirkan karena bisa menjalar menjadi konflik regional sementara upaya-upaya diplomatik belum membuahkan hasil.
Turki yang makin terseret dalam konflik ini setelah wilayahnya beberapa kali menjadi korban serangan tembakan yang disebut berasal dari wilayah Suriah, dan baru saja mencegat sebuah pesawat sipil Suriah yang disebut membawa perlenakgpan militer pemerintah, mendesak agar PBB segera melakukan intervensi tegas. Namun usulan seperti tiu selama ini selalu dijegal anggota DK PBB yang berhak vetor yaitu Rusia dan China.
“Dewan Keamanan PBB belum bertindak mengatasi tragedi kemanusiaan yang sudah terjadi di Suriah selama 20 bulan meski kita semua sudah berjuang keras,” tegas Erdogan dalam konferensi internasional di Istanbul membahas masalah Suriah yang dihadiri pula Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Elaraby. “Ini sikap yang mendorong, memberikan lampu hijau bagi [Presiden Suriah] Assad untuk membunuh puluhan ribu orang tiap hari,” tukasnya.
Erdogan pun mengecam sistem hak veto yang memungkinkan satu atau dua negara menghalangi intervensi saat adanya krisis kemanusiaan. “Sungguh menyedihkan bahwa PBB saat ini tetap saja tak bia berbuat apa-apa seperti 20 tahun yang lalu saat mereka hanya bisa menonton pembantaian ratusan ribu rakyat di Balkan, Bosnia dan Srebrenica,” tegas Erdogan dalam pidatonya.
Pembantaian di Srebrenica bulan Juli 1995 adalah kejahatan kemanusiaan paling keji yang terjadi di wilayah Eropa sejak Perang Dunia II. Saat itu pasukan perdamaian PBB asal Belanda justru meninggalkan wilayah yang sudah ditetapkan sebagai kantung pengungsi warga muslim Bosnia. Akibatnya pasukan Serbia Bosnia dengan bebas masuk dan membantai 8.000 warga muslim khususnya laki-laki dan anak-anak laki-laki, lalu membuldoser jenazah para korban itu ke dalam lubang kuburan massal.Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu dijadwalkan berbicara dengan Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Suriah, Lakhdar Brahimi di sela-sela konferensi itu. pekan ini Sekjen PBB Ban Ki-moon pekan ini menyatakan Brahimi akan segera ke Suriah untuk berupaya membujuk Assad agar segera memberlakukan gencatan senjata.
Dewan Keamanan PBB yang tetap saja terbagi antara negara-negara Barat di satu sisi dengan China dan Rusia di sisi lain seperti saat era Perang Dingin antara kapitalisme dan komunisme di masa lalu terbukti tak bisa berbuat apa-apa guna menghentikan konflik berdarah Suriah yang disebut sudah menelan korban jiwa 30.000 orang, sebagian besar rakyat sipil.