Seperti halnya produsen mobil seperti Mazda, Toyota dan Nissan yang mengumumkan menutup pabrik. Sementara Honda pesimis tidak tahu sampai kapan aktivitas pabriknya kembali normal.
Penutupan itu membuat sekitar 45 persen produksi Toyota hilang dimana mobil tersebut siap dieksport ke Amerika Serikat seperti Prius, Corolla, Lexus sampai Scion. Itu belum termasuk suku cadang yang siap dikapalkan.
Hal itu diperparah dengan hilangnya mobil akibat tusnami. Padahal mobil-mobil tersebut siap didistribusikan ke pada diler-diler di berbagai negara. Sebut saja Infitini.
Menurut analisis Goldman Sachs seperti dilansir financialexpres, Senin (21/3/2011) akibat bencana itu, industri otomotif Jepang mengalami kerugian senilai Rp 1,3 triliun per hari.
Tidak hanya pabrikan mobil asal Jepang, BMW dan pabrikan mobil Eropa lainnya juga mau tidak mau menutup pabrik sampai situasi di Jepang membaik.
Sementara di produsen mobil AS General Motor terkena imbas. GM harus menunda kegiatan produksi Colorado akibat spare part dari Jepang tertunda.
Jepang salah satu penyumbang mobil terbesar di dunia. Setidaknya 14 persen dari 72 juta kendaraan yang diproduksi tahun lalu di seluruh dunia dari Jepang. Industri mobil di Jepang bisa menghasilkan 37.000 mobil dan truk setiap hari.
(dtc/tiw)