News
Sabtu, 3 Oktober 2020 - 05:20 WIB

Trump Positif Corona, AS Kaji Ulang Dana Covid-19

Annisa Margrit  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hasil tes virus corona. (Reuters)

Solopos.com, JAKARTA — Kampanye penanganan pandemi Covid-19 senilai US$300 juta yang sedang dikembangkan oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat akan dikaji ulang. Keputusan itu diambil setelah Presiden AS Donald Trump dinyatakan positif terinfeksi virus corona jenis baru.

Seperti dilansir Bloomberg yang dikutip Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Jumat (2/10/2020), kampanye tersebut oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan sudah menjadi bahan kontroversi selama lebih dari sebulan terakhir. Kontroversi terjadi setelah Politico melaporkan kampanye yang didesain untuk "mengalahkan keputusasaan dan menginspirasi harapan" kemungkinan terkait dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) AS.

Advertisement

Kampanye ini dikelola oleh Michael Caputo, mantan petinggi kampanye Trump dan pejabat Departemen Kesehatan AS, yang saat ini tengah cuti sakit karena dinyatakan positif virus corona.

Tertekan Pandemi Covid-19, Pegiat Teater Tak Henti Gali Formula Baru

Advertisement

Tertekan Pandemi Covid-19, Pegiat Teater Tak Henti Gali Formula Baru

Sekretaris Depkes Alex Azar menyatakan seluruh produk kampanye akan dikaji kembali oleh para pejabat karir Depkes. Hal ini disampaikannya dalam rapat dengar pendapat dengan Subkomite Krisis Virus Corona DPR AS.

"[Kajian strategis ini] menentukan apakah kampanye tersebut sesuai dengan tujuan-tujuan kesehatan publik penting," paparnya.

Advertisement

Direktur CDC Robert Redfield telah menyampaikan bahwa pihaknya tidak terlibat sama sekali dalam kampanye itu selain memberikan pendanaan. Adapun sisa dana dari anggaran tersebut masih belum diserap meskipun CDC meminta akses untuk menggunakannya.

Boy Group Jebolan I-Land, Enhypen Diperlakuan Buruk Sasaeng Fan

Seperti diketahui, Trump dan istrinya, Melania, dinyatakan positif Covid-19. Hal ini memicu kekhawatiran terbentuknya klaster Gedung Putih.

Advertisement

Sementara itu, dalam rapat dengar pendapat tersebut, perwakilan Partai Demokrat dan Partai Republik saling serang. Partai Demokrat menuding ada intervensi politik di badan ilmiah negara, termasuk CDC dan Food and Drug Administration (FDA).

Sementara itu, Partai Republik menyalahkan perkembangan virus corona di AS kepada China dan menuding para Gubernur dari Partai Demokrat melebih-lebihkan krisis yang terjadi serta mendorong keraguan atas keamanan vaksin yang tengah dikembangkan.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif