News
Selasa, 14 Februari 2017 - 12:30 WIB

TRENDING SOSMED : Akun Ini Curhat, Patwal RI 63 Tinju Spion hingga Tabrak Mobil

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Patwal arogan tinju dan tabrak mobil untuk buka jalan. (Istimewa/Facebook)

Trending sosmed kali ini tentang tindakan pengawal mobil kenegaraan yang dianggap semena-mena.

Solopos.com, JAKARTA – Cerita tentang Polisi Patroli dan Pengawalan (Patwal) yang menunjukkan sikap arogan, viral di media sosial, Senin (13/2/2017). Ada dua netizen yang membuat curahan hati atau surat terbuka terkait oknum Patwal yang mengawal mobil RI 63.

Advertisement

Netizen pertama yang mengunggah pengalaman buruknya dengan oknum Patwal itu adalah pengguna akun Facebook Robert Adhi Kusumaputra. Ia mengunggah surat terbuka Senin pagi menjelang siang pukul 09.41 WIB. Pengguna akun tersebut menceritakan kronologi peristiwa saat Patwal mobil RI 63 menggebrak dan meninju spion mobilnya untuk mencarikan jalan mobil RI 63.

“Sebagai pengguna jalan tol, saya membayar lho. Saya tidak keberatan apa pun, bila ada mobil pejabat lewat dan pengemudi lain, termasuk saya, diminta menepi. Tetapi saya keberatan bila Anda menggebrak-gebrak mobil dan meninju spion mobil,” tulis pengguna akun tersebut.

Pengguna akun Robert Adhi Kusumaputra bercerita mobil yang dikendarainya berada di depan mobil RI 63. Ia sudah berusaha mencari celah jalan yang kosong dan itu hanya bisa dilakukan bila mobilnya dimajukan.

Advertisement

“Sebagai pengguna jalan tol, saya membayar lho. Saya tidak keberatan apa pun, bila ada mobil pejabat lewat dan pengemudi lain, termasuk saya, diminta menepi. Tetapi saya keberatan bila Anda menggebrak-gebrak mobil dan meninju spion mobil,” tulis pengguna akun tersebut.

Pengguna akun Robert Adhi Kusumaputra bercerita mobil yang dikendarainya berada di depan mobil RI 63. Ia sudah berusaha mencari celah jalan yang kosong dan itu hanya bisa dilakukan bila mobilnya dimajukan.

“Sebelumnya saya sudah berhenti, tapi toh mobil yang Anda kawal tak bisa bergerak karena badan mobil sama-sama bongsor. Karena itulah saya berinisiatif maju ke depan karena saya lihat di sana ada ruang kosong agar mobil pejabat RI 63 yang Anda kawal bisa leluasa melintas. Tetapi anda turun dan meninju spion mobil saya seolah saya melakukan kesalahan.” tambah pengguna akun Robert Adhi Kusumaputra.

Peristiwa yang menimpa pengguna akun Robert Adhi Kusumaputra itu terjadi di ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) dari Bintaro ke arah Pondok Indah.

Advertisement

Untuk yang kedua terjadi Senin pagi sekitar pukuk 09.00 WIB di jalan turunan setelah fly over Tomang menuju Cideng, sebelum lampu merah Jl. Biak. Pengguna akun Prasetyo Dewanto mengaku sedang berkendara pelan karena kondisi memang macet. Ia dikejutkan dengan suara sirine Patwal, posisi mobil yang dikemudikannya berada di belakang truk ukuran sedang, di belakang mobilnya ada dua mobil pribadi lainnya.

Posisi mobil tidak bisa ke mana-mana, sebelah kiri ada mobil lain, sebelah kanan pembatas jalan. Menurutnya dia hanya bisa menunggu truk di depan maju. “Baru saja terpikir seperti itu terdengan benturan keras dari belakang, bukan sekali tapi dua kali. Saya menghentikan kendaraan,” tulis akun Prasetyo Dewanto.

Dituduh tidak mau meminggirkan mobil, pengguna akun Prasetro Dewanto tidak terima. Alhasil terjadilah cekcok yang mengakibatkan tangan pengguna akun Prasetyo Dewanto sedikit luka. “Saya minta agar diselesaikan. Polisi itu menunjuk ke belakang mobil RI 63. Jendela dibuka pejabat itu bilang selesaikan di kantor Mahkamah Konstitusi,” tambahnya. Menurut pengakuan pengguna akun Prasetyo Dewanto, pejabat itu adalah Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Dr. Anwar Usman.

Advertisement

Persoalan berlanjut di sebuah ruangan di parkir basement Gedung Mahkamah Konstitusi. Di sana pengguna akun Prasetyo Dewanto ditemui Patwal yang berkonflik dengannya, atasan Patwal tersebut, dan dua orang lain yang tidak diketahui identitasnya secara pasti.

Dalam diskusi yang dilakukan, pihak Patwal meminta damai dan menegaskan pengguna akun Prasetyo Dewanto tidak melakukan kesalahan. Para ajudan pejabat Mahkamah Konstitusi itu juga mengaku tidak dibenarkan seorang patwal menabrakan motornya ke mobil pribadi untuk membuka jalan.

Setelah beberapa kali ditegaskan dirinya tidak bersalah, pengguna akun tersebut setuju berdamai, menolak uang ganti rugi, dan akan menyebarkan pengalaman buruknya itu di media sosial agar khalayak tahu.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Trending Sosmed
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif