News
Selasa, 17 Januari 2023 - 19:31 WIB

Tragedi Yeti Airlines 691 di Nepal, Ini Aturan Larangan Pakai HP di Pesawat

Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi di pesawat. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA – Siaran langsung di Facebook pada detik-detik jatuhnya pesawat Yeti Airlines 691 di Pokhara, Nepal pada Minggu (15/1/2023), menjadi tanda tanya.

Sebab aturan umum yang dipahami publik selama ini para penumpang dilarang menyalakan handphone saat pesawat mulai mengudara hingga mendarat.

Advertisement

Dalam kasus kecelakaan Yeti Airlines 691 sebanyak 69 penumpang dan empat awak pesawat tewas, termasuk pria yang menayangkan langsung detik-detik jatuhnya pesawat tersebut di Facebook.

Video siaran langsung Facebook yang menggegerkan publik itu berdurasi 1 menit 40 detik.

Berikut aturan menyalakan perangkat elektronik saat di pesawat sebagaimana dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Selasa (17/1/2023).

Advertisement

Di Indonesia, larangan menyalakan telepon seluler tertuang dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, khususnya Pasal 54 huruf (f).

Dalam pasal tersebut tertulis, “Setiap orang di pesawat udara selama penerbangan dilarang melakukan pengoperasian peralatan elektronik yang mengganggu navigasi penerbangan.”

Mempertegas aturan tersebut, Direktur Keselamatan Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan menerbitkan instruksi bernomor AU/4357/DKP.0975/2003 tentang larangan penggunaan ponsel di dalam pesawat udara.

Larangan penggunaan alat elektronik di pesawat sudah lebih dulu diterbitkan oleh Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat, FAA, sejak tahun 1991.

Advertisement

Singgih Laksana dalam jurnal berjudul Simulasi Pendeteksi Sinyal Handphone untuk Mempertegas Aturan yang Berlaku pada Kabin Pesawat yang ditulisnya tahun 2016 menyatakan, larangan menyalakan ponsel hanya berlaku ketika pesawat akan take off dan landing.

Di saat pesawat sudah dalam keadaan stabil di udara, penumpang dibolehkan menyalakan ponsel namun dengan catatan layanan data dan internet harus dimatikan.

“Ponsel dalam posisi mode pesawat atau airplane mode,” tulisnya seperti dikutip Solopos.com dari situs https://ojs.fstpt.info, Selasa.

Saat ini, di berbagai maskapai penumpang bisa berselancar di dunia maya menggunakan layanan wifi yang disediakan oleh pesawat yang ditumpangi.

Advertisement

Walaupun demikian, layanan internet dalam pesawat hanya disediakan pada waktu-waktu tertentu, yakni ketika pesawat telah berada pada ketinggian tertentu dan lampu tanda penggunaan sabuk pengaman telah dimatikan.

Critical Eleven

Dalam setiap penerbangan ada momentum yang disebut critical eleven.

Critical eleven merupakan masa-masa kritis dalam dunia penerbangan, yakni delapan menit setelah pesawat lepas landas dan delapan menit sebelum pesawat mendarat.

Dalam momentum itu, penumpang dan awak kabin harus menahan diri melakukan komunikasi menggunakan perangkat elektronik, termasuk telepon seluler.

Advertisement

Sebab selama waktu critical eleven tersebut pilot tengah melakukan komunikasi intensif dengan petugas Air Traffic Controller (ATC), untuk mengendalikan pesawat sesuai dengan standar operasi prosedur yang ditetapkan.

Jika layanan internet tetap dinyalakan dalam momen critical eleven, frekuensi radio dari alat elektronik dapat mengganggu komunikasi dan navigasi pesawat.

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan pesawat Yeti Airlines 691 di Pokhara, Nepal pada Minggu (15/1/2023) diiringi temuan adanya siaran langsung Facebook pada detik-detik musibah tersebut terjadi.

Dalam rekaman video yang disiarkan secara langsung melalui Facebook, seorang penumpang bernama Sonu Jaiswal mulai merekam suasana di dalam kabin, beberapa menit sebelum pesawat yang ditumpanginya itu terjatuh.

Pada mulanya, video yang berdurasi 1 menit 40 detik berjalan dengan lancar dengan latar belakang suara penumpang yang tengah mengobrol.

Jaiswal yang duduk di dekat jendela sempat merekam sosok dirinya sendiri dan pemandangan di luar pesawat.

Advertisement

Keindahan suasana itu berubah jadi bencana. Sekitar satu menit setelahnya, kamera mulai mengalami getaran hebat diduga karena turbulensi yang menghantam pesawat.

Penumpang panik dan mulai berteriak. Sekitar lima detik setelahnya, terdengar suara ledakan yang keras dan pesawat pun terbakar hebat.

Sebanyak 69 penumpang dan empat awak pesawat meninggal dunia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif