News
Selasa, 1 Desember 2015 - 16:00 WIB

TRAGEDI PEMBUNUHAN ANGELINE : Cek Rp4,7 Miliar di Kamar Agustay Jadi Misteri Baru

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Laboratorium Forensik (Labfor) dan Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) Polri melakukan proses identifikasi di kawasan rumah Angeline di Jalan Sedap Malam, Kota Denpasar, Bali, Kamis (11/6). Identifikasi dan pra-rekonstruksi tersebut dilakukan untuk mengetahui proses tewasnya Angeline (8). (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Tragedi pembunuhan Angeline masih diwarnai misteri. Kini, giliran cek Rp4,7 miliar di kamar Agustay yang belum diketahui asalnya.

Solopos.com, DENPASAR — Sidang kasus pembunuhan Angeline atau Engeline masih menyisakan misteri cek senilai Rp4,7 miliar di kamar yang pernah ditempati terdakwa Agustay Hamdamay, 25. Siapa yang memiliki cek itu dan siapa yang menempatkannya di kamar tersebut?

Advertisement

Saksi Riden Landun Hamaweku menerangkan soal cek Rp4,7 miliar di kamar kosnya yang sempat ditinggali Agustay Hamdamay. Namun Riden menyatakan dia baru mengetaui cek itu setelah polisi menemukannya dalam map di atas sebuah televisi di kamar kosnya.

“Map itu sudah ada di atas televisi saat Agustay sudah tinggal di kos saya, namun tidak mengetahui isi dalam map itu sehingga secara rinci saya tidak mengetahui kenapa ada map itu di dalam kamar,” ujar Riden dalam sidang yang dipimpin hakim ketua Edward Harris Sinaga, di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Selasa (1/1/2015).

Saat polisi memintanya membuka isi map itu, Riden baru mengetahui di dalam map itu ada cek senilai Rp4,7 miliar dan beberapa ijazah milik Agustay Hamdamay. Polisi juga meminta Riden mengeluarkan barang-barang milik terdakwa seperti pakaian dan celana Agustay.

Advertisement

Hakim menilai apabila penemuan cek Rp4,7 miliar itu tidak ada kaitannya dengan kasus pembunuhan Engeline, dia akan meminta jaksa tidak perlu memasukkannya dalam berkas perkara. “Saksi benar tidak mengetahui siapa pemilik cek ini?” tanya hakim.

Riden mengakui tidak tahu pasti siapa yang memiliki cek itu dan hanya melihat cek itu ada di dalam map milik Agustay. Riden mengaku mengenal Agustay pada Agustus 2015 di lapangan voli Sesetan, Denpasar, dan pernah satu tempat tinggal dengan Agustay sejak akhir Mei 2015, yakni di Jl. Ceningan Sari, Gang Cempaka, No. 25, Sesetan, Denpasar.

Riden mengaku tidak terlalu dekat dengan Agustay. Namun akhirnya dia sedikit mengetahui bahwa Agustay bekerja di tempat tinggal Margriet yang kemudian diketahuinya terjerat kasus pembunuhan Engeline melalui media massa akhir Mei 2015.

Advertisement

“Saya hanya bertanya saat diantar polisi ke kosnya kenapa berhenti bekerja, dan terdakwa mengatakan diberhentikan karena sakit,” kata Riden.

Saat terdakwa diantar polisi ke kosnya, Riden tidak menaruh curiga kepada Agustay terkait kabar menghilangnya Engeline yang kemudian ditemukan meninggal terkubur di halaman rumah Margriet pada 10 Juni 2015. “Selama terdakwa menginap, Agustay makan minum di kos saya dan tidak ada memberikan sepeser uang untuk saya,” ujarnya.

Ia mengaku tidak mengetahui Agustay kembali ditangkap polisi dan tidak tahu alasan Agustay ditangkap, karena saat Agustay ditangkap dia sedang bekerja. Saat Riden kembali dari tempat kerja di kosnya, polisi menggeledah kamarnya dan mengambil pakaian dan celana Agustay sebagai barang bukti.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif