Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Solo (Espos)--Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo menilai operasi pasar mendesak dilakukan mengingat kenaikan sejumlah kebutuhan pokok kian tidak terkendali.
Sementara itu, Kota Solo pada bulan Juni kemarin mencatat angka inflasi yang cukup tinggi yakni 1,23%. Di mana, kenaikan inflasi yang cukup tinggi jika dibandingkan inflasi Mei ini banyak dipicu oleh kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok, seperti cabe rawit, beras, cabe merah, telur ayam ras, daging ayam, sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan.
Operasi pasar yang dimaksudkan bisa berupa moral operation yang dilakukan kepada pedagang, sehingga pedagang sendiri bisa mengendalikan harga jual. Seperti diketahui, kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok saat ini disebabkan karena pasokan yang berkurang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo, Toto Desanto, saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Jumat (2/7), menyampaikan perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Juni secara umum menunjukkan kenaikan. Inflasi senilai 1,23% dipicu adanya kenaikan indeks harga konsumen dari 112,44 pada Mei menjadi 113,82 pada Juni.
“Kelompok bahan makanan menyumbang inflasi paling besar sampai dengan 5,91%. Kelompok lainnya, yakni makanan jadi, rokok, tembakau, kelompok listrik, perumahan dan bahan bakar, kelompok sandang, kesehatan, pendidikan dan transportasi justru semuanya mengalami deflasi,” terang Toto.
Dari kelompok bahan makanan tersebut, komoditas bumbu-bumbuan menyumbang inflasi terbesar, yakni 30,23%. Di susul, cabai rawit menyumbang inflasi terbesar yakni mencapai 0,34% dengan perubahan harga 173,62%. Seperti diketahui sebelumnya, harga cabai rawit ini terus mengalami kenaikan harga terutama cabai rawit merah yang kemarin tembus hingga Rp 40.000 per kilogram.
Setelah cabai rawit, menyusul beras yang pada bulan Juni lalu kembali mengalami kenaikan karena banyak wilayah penghasil padi di Soloraya yang gagal panen akibat wereng. Beras, memberikan andil inflasi sebesar 0,27% dengan perubahan harga 4,66%.
Ditambahkan Toto, kenaikan harga beberapa komoditas tersebut masih terus diantisipasi mengingat bulan berikutnya sudah memasuki bulan puasa dan lebaran. Kenaikan harga masih dimungkinkan terjadi karena peningkatan permintaan. Apalagi, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sudah berlaku. Padahal, di satu sisi inflasi tahun kalender Kota Solo sudah mencapai 2,27%. Jika dibandingkan Juni 2009, inflasi tahun kalender saat itu masih 1,26%.
haw