News
Senin, 2 November 2020 - 19:50 WIB

Topan Goni Landa Filipina, 16 Orang Tewas & Puluhan Ribu Rumah Rusak

Newswire  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Topan Goni di Filipina (Detik.com/REUTERS)

Solopos.com, MANILA -- Puluhan ribu rumah hancur dan sedikitnya 16 orang dikabarkan tewas akibat topan Goni yang melanda negara Filipina.Bahkan akses komunikasi ke daerah-daerah terdampak juga terputus akibat topan itu.

Dilansir AFP dan Channel News Asia, Senin (2/11/2020) pulau Catanduanes dan provinsi Albay berada di pulau Luzon terdampak Topan Goni. Topan ini memiliki kecepatan angin maksimum 225 km/jam ketika menghantam pantai timur pada hari Minggu (1/11).

Advertisement

Angin ganas dan hujan deras memicu banjir dan tanah longsor yang melanda rumah-rumah saat topan Goni menyapu bagian selatan pulau Luzon.

Warung dan Parkiran di Pantai Glagah Rusak Diterjang Ombak

Advertisement

Warung dan Parkiran di Pantai Glagah Rusak Diterjang Ombak

Kekuatannya mulai kehilangan intensitas saat mengitari ibu kota Manila yang luas dan menuju ke Laut China Selatan.

"Kami ngeri dengan kehancuran yang disebabkan topan Goni ini di banyak daerah termasuk Pulau Catanduanes dan Albay," kata kepala Palang Merah Filipina Richard Gordon dalam sebuah pernyataan.

Advertisement

Bukan Cuma Ponggok, Semua Objek Wisata Air di Polanharjo Klaten Ikut Tutup 3 Hari

Sekitar 400.000 orang telah meninggalkan rumah mereka menjelang topan Goni. Sedang sebagian besar dari mereka tetap berada di pusat-pusat evakuasi.

Sementara pihak berwenang berusaha memulihkan listrik dan layanan telekomunikasi di daerah yang paling parah akibat bencana ini.

Advertisement

Kades Sepat Sragen Ditetapkan Jadi Tersangka, Warga Tak Terima & Siap Pasang Badan

Sepuluh kematian tercatat di provinsi Albay. Tetapi kepala bencana provinsi Cedric Daep mengatakan tanpa langkah evakuasi sebelum topan Goni melanda maka "ribuan orang akan tewas".

"Kami mengalami kerusakan parah pada infrastruktur dan perumahan," kata Daep.

Advertisement

"Banyak orang kelaparan. Mereka sudah menderita Covid-19 karena kehilangan pekerjaan dan dislokasi. Beberapa bahkan tidak memiliki peralatan dapur," imbuhnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif