Ismail Djalili tampil terakhir di publik pada peringatan Hari Pers Nasional 2010 di Palembang pada Januari 2010. Dia merupakan salah satu wartawan senior di Indonesia yang menerima Kartu Pers Nomor Satu, bersama Rosihan Anwar, Jacob Utama, Dahlan Iskan, Karni Ilyas, M Soleh Thamrin, Tarman Azzam, dan Bambang Harimurti.
Bapak dari dua anak ini rencananya akan dikebumikan siang ini, seusai salat ashar dari rumah duka di Perumahan Kampus Blok B-12 Palembang.
Selain dikenal sebagai wartawan, Ismail Djalili juga dikenal sebagai seniman, khususnya teater dan sastra. Puluhan buku sastra ditulisnya, termasuk naskah teater dan film. Tahun 2010, dia menerima penghargaan dari Dewan Kesenian Sumsel sebagai tokoh seni di Sumatra Selatan.
Ismail Djalili dilahirkan di Menggala, Lampung, pada 26 Mei 1933. Namun setelah sekolah di Yogyakarta dia merantau ke Palembang. Dia memulai karier sebagai wartawan sambil berkesenian.
dtc/tiw