News
Kamis, 21 Desember 2017 - 12:10 WIB

Tokoh Intelektual Arab Minta Palestina Akui Yerusalem Ibu Kota Israel

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Abdul Hamid Hakim. (yenisafak.com)

Pernyataan Abdul Hamid Hakim telah memicu perdebatan di kalangan publik Arab Saudi.

Solopos.com, RIYADH – Intelektual Arab Saudi, Abdul Hamid Hakim, melontarkan pernyataan yang menghebohkan. Direktur Institut Riset Timur Tengah ini menyatakan bahwa warga Palestina dan dunia harus mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Advertisement

Ia beralasan, Yerusalem pantas menjadi ibu kota Israel karena menjadi simbol agama bagi kepercayaan tradisi agama Abrahamik lainnya, yakni Yahudi.

“Sebagaimana Mekah dan Madinah merupakan kota suci bagi Muslimin, Yerusalem juga sangat suci bagi kaum Yahudi,” ujar Abdul-Hamid Hakim di Jeddah saat diwawancarai saluran televisi Al Hurrah, Senin (18/12/2017).

Ia mengatakan, deklarasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem ibu kota Israel justru merupakan solusi terbaik untuk melanjutkan kembali upaya perdamaian Israel-Palestina.

Advertisement

“Kita sebagai bangs Arab harus lebih dulu memercayai apa saja yang diperlukan untuk menciptakan perundingan perdamaian Israel-Palestina. Salah duanya adalah deklarasi Presiden Trump itu, dan Yerusalem sebagai kota suci umat Yahudi,” tuturnya.

Ia mengatakan, suka tidak suka, mau tak mau, Israel kekinian diakui sebagai negara berdaulat. Mereka memunyai kursi perwakilan di PBB.

“Kita harus terbebaskan dari warisan Kristen dan Islam politik golongan Sunni dan Syiah yang telah menanamkan kebencian terhadap Yahudi dan mengingkari hak mereka di kawasan ini,” tegasnya.

Advertisement

Pernyataan Hamid tersebut mendapat protes dari warga Saudi sendiri. Warga menilai pernyataan Hamid maupun pejabat kerajaan yang ingin menormalisasi hubungan Saudi-Israel tak mewakili pandangan masyarakat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif