News
Kamis, 4 Mei 2023 - 18:03 WIB

TNI: Jangan Percaya, KKB Tebar Kabar Bohong untuk Kacaukan Masyarakat

Newswire  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota TNI-Polri mengusung peti jenazah korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Senin (27/3/2023). Sebanyak tiga anggota TNI-Polri tertembak KKB ketika mengamankan shalat tarawih di Kampung Wirak, Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya pada Sabtu (25/3) malam, dua di antaranya gugur dan akan dimakamkan di kota masing-masing yakni Marauke dan Sorong. ANTARA FOTO/HO/Humas Polres Puncak Jaya/sk/nym.

Solopos.com, NDUGA — Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Kav Herman menyatakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua sengaja menyebarkan kabar-kabar bohong untuk membentuk opini negatif di masyarakat.

Ia mengimbau masyarakat tidak mempercayai kabar-kabar bohong dari KKB, salah satunya tentang 16 anggota Kopassus yang tewas terbunuh.

Advertisement

Kabar bohong lainnya adalah tentang adanya prajurit TNI yang disandera KKB di Mugi, Kabupaten Nduga.

“Tidak benar ada prajurit yang disandera KKB di Mugi karena saat ini semua sudah dievakuasi ke Timika,” kata Herman dihubungi dari Jayapura, Kamis (4/5/2023).

Ia menyatakan apa yang diungkapkan KKB di media sosial termasuk tentang foto senjata api itu tidak benar.

Advertisement

Foto tersebut memuat amunisi dan sosok orang yang menjadi korban pembunuhan yang diklaim dari penyerangan kepada prajurit Satgas Yonif R 321/GT di Mugi-Mam Kabupaten Nduga tanggal 15 April lalu.

“KKB sering menyampaikan dan menyebarkan berbagai narasi yang berisikan berita bohong atau hoaks,” ujar Kolonel Kav Herman seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Dijelaskan dia, KKB mengklaim jumlah prajurit dari Kopassus yang meninggal 16 orang.

Advertisement

Padahal dari data terungkap tentara yang meninggal tercatat lima orang berasal dari Satgas Yonif R 321/DY.

Menyikapi kondisi tersebut, kata Kapendam XVII Cenderawasih, penegakan hukum yang dilakukan oleh tim gabungan TNI dan Polri terus dilakukan sehingga pemberitaan yang dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya perlu dipertanggungjawabkan.

“Masyarakat diminta tidak langsung mempercayai berita-berita yang disampaikan KKB dan simpatisannya,” ucap Kolonel Herman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif