News
Jumat, 28 September 2012 - 20:46 WIB

Tingkatkan Pendidikan Berbasis Vokasi, 20 Akademi Komunitas Didirikan Tahun Ini

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa Program Keahlian Tata Boga SMK Marsudirini Marganingsih Solo melakukan praktik pembuatan kue kering di sekolah tersebut, beberapa waktu lalu. Untuk meningkatkan pendidikan berbasis kejuruan atau vokasi pemerintah bakal memacu pendirian Akademi Komunitas di berbagai daerah. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Siswa Program Keahlian Tata Boga SMK Marsudirini Marganingsih Solo melakukan praktik pembuatan kue kering di sekolah tersebut, beberapa waktu lalu. Untuk meningkatkan pendidikan berbasis kejuruan atau vokasi pemerintah bakal memacu pendirian Akademi Komunitas di berbagai daerah. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO – Tahun ini pemerintah berencana mendirikan sebanyak 20 Akademi Komunitas (AK) sebagai percontohan. Hal itu sebagai upaya pengembangan pendidikan berbasis vokasi di Indonesia.
Advertisement

Direktur Pembinaan SMK (PSMK) Direktur Jenderal Pendidikan Menengah (Dirjen Dikmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Anang Tjahjono, menjelaskan AK merupakan program pendidikan setara Diploma I atau Diploma II yang dibangun berdasarkan Undang-undang Pendidikan Tinggi.

Tahun ini pemerintah menganggarkan dana untuk pembangunan 20 AK di kabupaten atau kota yang siap menerapkan pogram pendidikan itu, dan akan terus bertambah pada tahun selanjutnya. “Nanti minimal setiap kabupaten atau kota akan memiliki satu AK,” ujar Anang saat memberikan materi seminar pendidikan bertema Peran Industri Terhadap Mutu Pendidikan dan Pengakuan Lulusan SMK di SMK St Mikael Solo, Jumat (28/9/2012).

Dengan AK, lulusan SMK diharapkan mampu mengembangkan pendidikan vokasi yang telah didapat sebelumnya. Serta meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan dunia industri. “Selain menjadi pegawai, lulusan SMK bisa menjadi spesialis, entrepreneur atau melanjutkan studi,” jelasnya.

Advertisement

Selain itu, untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan, kurikulum di SMK sebaiknya dibuat bersama antara sekolah dengan industri, sehingga proses pendidikan di SMK dapat meluluskan yang memiliki kompetensi dasar. Hal itu juga haru didukung dari resource berupa tenaga pengajar, implementasi teknologi dalam pembelajaran maupun administrasi.

Ketua Panitia Seminar, Aryono Setiaji, menjelaskan upaya untuk meningkatkan kerja sama antar industri dan sekolah menjadi dasar terselenggaranya salah satu rangkaian kegiatan pesta emas SMK Mikael. Dalam seminar yang diikuti sekitar 133 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari kepala SMK di Jawa Tengah sampai perwakilan perusahaan multinasional itu dihadirkan pula Ketua Umum APINDO Sofyan Wanandi dan Presiden Direktur PT Extrupack Indonesia Jos Winata Wihardja sebagai narasumber.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif