News
Selasa, 11 Mei 2021 - 18:21 WIB

Tim Hisab Rukyat Tak Berhasil Lihat Hilal di Papua

Newswire  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Falakiyah Kemenag Papua melakukan pengamatan hilal di pantai Holtekamp Kota Jayapura, Jumat (22/5) sore.(Antara /VJ Laksa Mahendra)

Solopos.com, JAYAPURA - Tim Hisab Rukyat Papua untuk menentukan IdulFitri 1442 Hijriah tidak berhasil melihat hilal awal bulan Syawal. Tim Hisab Rukyat melakukan pengamatan di PLTU Holtekam, Distrik Muara Tami, Jayapura, Selasa (11/5/2021) petang.

"Setelah tim melakukan pengamatan dan pemantauan di PLTU Holtekam, Distrik Muara Tami, Jayapura hingga pukul 17.33 WIT, hilal tidak terlihat akibat tertutup awan tebal," kata Kabid Haji dan Bimas Islam Kemenag Papua, Musa Narwawan, kepada Antara di Jayapura, Selasa malam.

Advertisement

Diakuinya ketinggian hilal minus lima derajat sehingga tidak terlihat akibat tertutup awan. Tim yang terdiri atas berbagai instansi, termasuk dari BMKG dan MUI Papua, melakukan pengamatan yang diawali pemasangan alat sejak pukul 16.30 WIT.

Masjid Istiqlal Batal Gelar Salat Id

Advertisement

Masjid Istiqlal Batal Gelar Salat Id

Dengan tidak terlihatnya hilal itu, kata Musa Narwawan, hasilnya dilaporkan ke Jakarta yang akan dilanjutkan dengan sidang isbat untuk menentukan Idulfitri 1422 Hijriah.

Sebelumnya, Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono, mengatakan pengamatan pada Selasa, 11 Mei 2021 pada sore hingga malam hari tidak mungkin hilal terlihat. Hal itu karena konjungsi atau ijtimak hilal belum terjadi dan ketinggian hilal masih negatif (minus).

Advertisement

Resmi! KPK Nonaktifkan Novel Baswedan dan 74 Pegawai

 

Sama Muhammadiyah

Adapun proses atau mekanisme pengamatan (rukyat hilal) oleh BMKG sebagai mendukung penentuan awal bulan komariah (hijriah) adalah bahwa pengamatan dimulai 3 (tiga) jam sebelum matahari terbenam (magrib/sore hari) sampai dengan dengan 30 menit setelah bulan terbenam (malam hari setelah magrib).

Advertisement

Pengamatan memanfaatkan teleskop yang dihubungkan dengan komputer dan kamera serta dipadukan dengan teknologi informasi. Saat pengamatan, kecerlangan cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk barat.

Dengan teknologi informasi, data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG Pusat, untuk kemudian disimpan dan disebarluaskan kepada masyarakat secara online (live streaming) ke seluruh dunia melalui http://www.bmkg.go.id/hilal. Sehingga masyarakat luas dapat ikut melihat Hilal penentu awal Syawal 1442 H pada Selasa, 11 Mei 2021 dan Rabu 12 Mei 2021 pada sore hingga malam hari.

Pemudik Ini Tiba-Tiba Kesurupan saat Dihentikan Petugas di Pos Penyekatan

Advertisement

Dengan belum terlihatnya hilal, kemungkinan besar Idulfitri jatuh pada Kamis (13/5/2021) atau sama dengan yang telah ditetapkan oleh PP Muhammadiyah.

Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengeluarkan maklumat yang salah satunya menetapkan 1 Syawal pada Kamis (13/5). Ada tiga syarat untuk menetapkan 1 Syawal 2021 Muhammadiyah, yakni melalui ijtimak (konjungsi) mendahului atau bersamaan dengan matahari, bulan sudah di atas ufuk, dan hilal (pergantian bulan) sudah ada.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif