SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)
SOLO--Wakil Menteri (Wamen) Perhubungan, Bambang Susantono, menilai tiket integrasi intermoda Solo-Jogja belum sempurna. Masih ada kendala terkait sistem tiket kereta api (KA) Prambanan Ekspres (Prameks) yang masih mengharuskan pengguna tiket antre di loket.
Sebagai informasi, tiket integrasi intermoda Solo-Jogja, untuk kali pertama, rencananya memakai fasilitas kartu dari Bank Negara Indonesia (BNI), bernama Intermoda Card. Kartu itu berfungsi sebagai alat bayar di tiga intermoda, Batik Solo Trans (BST), Prameks, dan Trans Jogja. Bambang mengatakan penggunakan tiket integrasi di BST dan Trans Jogja sudah berjalan sempurna. Namun untuk Prameks belum.
“Tadi pagi saya meresmikan Trans Jogja, sudah berjalan. Tinggal bagaimana koneksikan dengan KA. Selama ini masih melalui loket. Kita ingin ada vending machine (mesin penjual-red) khusus, bisa pilih perjalanan di mesin itu, tidak perlu ke loket,” jelas Bambang, saat dijumpai wartawan, seusai melihat kesiapan tiket integrasi di halte BST depan Stasiun Purwosari, Jumat (4/5/2012) siang.
Penggunaan Intermoda Card memang direncanakan belum secanggih itu. Menurut Deputi General Manager BNI Business Card, Diah Permata, BNI memang menyediakan mesin hanya untuk membayar tiket. Namun sistem pada mesin tersebut belum terkoneksi dengan sistem pemesanan tiket PT KA. Pengguna hanya mendapatkan struk yang masih harus dibawa ke loket untuk memesan tiket.
Diah mengungkapkan saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan PT KA. Rencananya, dua pekan ke depan Intermoda card siap digunakan, meskipun belum bisa terkoneksi dengan sistem pemesanan tiket PT KA. Soal keuntungan memakai kartu uang tersebut, Diah menjanjikan pengguna Prameks bisa mendapatkan harga khusus Rp8.000/penumpang selama masa promo. Harga tiket Prameks adalah Rp10.000/penumpang. “Hampir pasti kami akan berikan potongan Rp2.000 untuk setiap tiket Prameks,” janjinya.
