News
Sabtu, 8 Desember 2012 - 05:30 WIB

The Untouchable Al Capone: Kematian Frank (XIII)

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - makam frank capone (google)

makam frank capone (google)

Pemilih yang tidak kooperatif diserang dan diblokir dari pemungutan suara. Frank memimpin serangan terhadap markas besar kampanye lawan, merampok kantor dan menyerang beberapa petugas pemungutan suara.

Advertisement

Menghadapi teror tersebut, warga Cicero mengajukan petisi kepada Hakim Edmund J Jareki untuk minta bantuan. Menanggapai permintaan tersebut, Departemen Kepolisian Chicago (CPD) kemudian mengirim 70 petugas berpakaian preman ke Cicero untuk menjaga ketertiban.

Sepanjang hari pemungutan suara tersebut, para petugas CPD harus menghadapi anggota Geng South Side Cicero. Pada tengah hari, sekitar 30 petugas yang menggunakan sembilan mobil tiba di luar sebuah TPS di dekat pabrik Western Electric.

Advertisement

Sepanjang hari pemungutan suara tersebut, para petugas CPD harus menghadapi anggota Geng South Side Cicero. Pada tengah hari, sekitar 30 petugas yang menggunakan sembilan mobil tiba di luar sebuah TPS di dekat pabrik Western Electric.

Pada saat yang bersamaan, Frank dan Al berada di tempat tersebut. Mereka menduga pasukan itu adalah anggota kelompok Geng North Side, geng saingan mereka. Segera terjadi penembakan saat polisi memberondong Frank dengan tembakan.

Dalam hitungan detik, tubuh Frank dipenuhi peluru yang diberondongkan polisi. Secara teknis, polisi mengklaim penembakan itu sebagai upaya pembelaan diri.

Advertisement

Marah saat kematian kakaknya, Al membalasnya dengan kekuatan penuh. Dia membunuh seorang pejabat dan menculik sejumlah lainya. Al juga mencuri kotak-kotak suara dari TPS.

Ketika semuanya berakhir, Al berhasil memenangkan suara di Cicero untuk Klenha. Namun, kemenangan itu harus dibayar mahal dan terus menghantui hidupnya, kematian Frank.

Kematian Frank mendapat liputan luas dari surat kabar Chicago, termasuk artikel-artikel yang memuji sekaligus mengutuk CPD. Sebuah pemeriksaan koroner kemudian memutuskan penembakan Frank dibenarkan karena dia menolak penangkapan.

Advertisement

Al yang menyimpan kemarahan atas kematian kakaknya, lantas menggelar upacara pemakaman yang sangat mewah pada 4 April 1924. (Bersambung XIV)

Dari berbagai sumber

Bagian XII

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif