News
Rabu, 12 Desember 2012 - 05:45 WIB

The Untouchable Al Capone: Datangnya Kekuasaan (XVII)

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Al sering tampil di depan publi, termasuk menonton pertamndingan baseball bersama anaknya. (google)

Al sering tampil di depan publik, termasuk menonton pertandingan baseball bersama anaknya. (google)

Penyerahan kekuasaan Torrio kepada Al merupakan sebuah warisan aset yang sangat luar biasa. Mulai dari kelab malam, bisnis prostitusi, rumah-rumah perjudian, pabrik bir dan bar-bar tempat menjual minuman beralkohol. Kekuatan Capone pun meningkat pesat.

Advertisement

Tak lama setelah mengambil alih kerajaan Torrio, Al menguatkan status barunya sebagai kekuatan utama di Chicago. Untuk menggarisbawahi posisinya tersebut, Al memindahkan markas gengnya ke suite mewah lima kamar di Hotel Metropole, sebuah hotel berbintang bertarif US$1.500 per hari.

Al pun tak menyembunyikan status berkuasanya. Bahkan dia memperlihatkan diri sebagai sosok sosial.

Dengan mudah Al sering terlihat di pertunjukan-pertunjukan opera, di acara-acara olahraga hingga kegiatan amal. Al Capone pun dikenal publik sebagai tokoh penting masyarakat yang ramah, murah hati, sukses dan sering memasok minuman untuk berbagai kelompok.

Advertisement

Untuk publisitas politis, Al sering menampakkan muka di Balaikota atau kantor-kantor pemerintah lainnya. “Dia melakukan semua yang dia bisa untuk menampilkan sosok yang selalu ada, seorang pria yang tak kenal takut. Dengan selalu berpakaian bagus, tenang, ambil bagian dalam politik dan selalu terlihat di depan publik, membuatnya terlihat unik di kalangan pemeras yang biasanya malah menjauhi publisitas,” tulis Bergreen.

Pada Desember 1925, Al membawa anaknya ke New York untuk operasi infeksi telinga. Kesempatan itu dimanfaatkannya untuk bertransaksi bisnis dengan Yale terkaita pasokan wiski selundupan dari Kanada.

Mereka sepakat, Yale yang mengurus pasokan wiski dari Kanada ke New York, dan Al yang mencari cara untuk membawanya ke Chicago. Untuk merayakan kesepakatan, Yale berniat mengundang Al dalam perayaan Natal di Kelab Adonis di Brooklyn.

Advertisement

Menjelang malam, Yale hendak membatalkan pesta itu setelah mendapat bocoran bahwa gangster pesaingnya, Richard “Peg-Leg” Lonergan, berniat menyerang pestanya dengan membawa para preman. Namun Al bersikeras pesta harus tetap dilanjutkan. (Bersambung Bagian XVIII)

Dari berbagai sumber

Bagian XVI

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif