News
Kamis, 3 Agustus 2023 - 13:53 WIB

The Final Project, Tampilkan 60 Karya Tugas Akhir Mahasiswa di Asia Tenggara

Dhima Wahyu Sejati  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekitar 60 karya tugas akhir mahasiswa dipamerkan secara daring dan luring di kampus FSRD UNS Solo, Kamis (3/8/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Sekitar 60 karya tugas akhir mahasiswa dipamerkan secara daring dan luring di kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (3/8/2023). 

Pemeran The Final Project yang bertajuk Art Craft Design International Exhibition itu melibatkan mahasiswa dari UNS Solo, Poh Chang Academy of Arts Thailand, Universiti Sains Malaysia, dan Universiti Teknologi Mara Malaysia.

Advertisement

Karya yang dipamerkan merupakan tugas akhir mahasiswa baik berupa seni rupa murni, desain grafis, desain komunikasi visual, sampai desain interior.

Salah satunya karya milik Mahasiswa Seni Rupa UNS Solo, Maghfiroh Citra Widoarum yang berjudul Why So Blue dengan media kanvas dan cat menggunakan akrilik. Dia melukis objek bekas pohon ditebang, tanah gersang, burung jalak bali, dan kepala manusia.

Advertisement

Salah satunya karya milik Mahasiswa Seni Rupa UNS Solo, Maghfiroh Citra Widoarum yang berjudul Why So Blue dengan media kanvas dan cat menggunakan akrilik. Dia melukis objek bekas pohon ditebang, tanah gersang, burung jalak bali, dan kepala manusia.

Citra melukis itu berawal dari kesedihannya melihat krisis iklim, salah satunya penebangan pohon dengan alasan pembebasan lahan untuk industri. Melalui kesadaran itu dia berpikir untuk melukis dan mengangkat tema ekologi.

“Ini juga saya tulis lewat skripsi saya tentang kerusakan lingkungan dalam karya seni lukis. Jadi saya berusaha menggambarkan kelalaian manusia dalam menggunakan sumber daya alam, dan saya pilih tema tentang penebangan liar,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis.

Advertisement

Dia sengaja menaruh objek kepala manusia tepat di tengah, sebab pemeran utama yang membuat ekosistem hutan rusak adalah manusia itu sendiri. Pemilihan warna yang cenderung gelap menimbulkan kesan sedih karena kerusakan ekologi itu. “Makanya judulnya why so blue, dalam bahasa Indonesia kan kenapa bersedih,” kata dia.

Tidak hanya karya 2D, pameran itu juga menampilkan karya 3D. Salah satunya milik Mahasiswa Seni Rupa UNS Solo, Madhea Rutie yang membuat karya patung dengan judul Mencela.

Karya yang terbuat dari tanah liat itu berbentuk kepala manusia sampai bagian pundak. Lalu di atas kepala terdapat hiasan bunga kering. Ekspresi raut muka yang ditampilkan Madhea dalam patung itu seperti wajah sinis. Madhea mengaku sengaja menghadirkan kesan negatif pada patung itu.

Advertisement

“Saya ingin mengungkapkan emosi aja sih, setelah lihat lingkungan sekitar ternyata ada teman ada yang suka menghina, suka menyakiti hati orang,” kata dia.

Plt Kaprodi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain UNS Solo, Desy Nurcahyanti menyebut tidak bisa menampilkan semua karya yang berjumlah enam puluhan itu dalam satu ruangan. “Karena terbatasnya ruang sebagian ditampilkan secara virtual,” kata dia.

Dia mengatakan kolaborasi internasional yang melibatkan empat universitas di Asia Tenggara ini baru kali pertama dilakukan. Pemeran yang menampilkan tugas akhir mahasiswa ini, sekaligus menjadi ruang apresiasi untuk mahasiswa yang sudah menelurkan karya.

Advertisement

“Ini untuk merayakan karya mahasiswa, yang awalnya karya mahasiswa hanya terbatas di ruang ujian, kemudian bisa disaksikan masyarakat umum, dengan harapan bisa membangun sinergi dengan masyarakat umum,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif